email : [email protected]

24.2 C
Jambi City
Jumat, April 19, 2024
- Advertisement -

6 Cara Media Sosial Merancuni Kesehatan Mentalmu! (Bagian 2)

Populer

Penulis: Ghina Syauqila

Sahabat, pada artikel sebelumnya yang dapat Sahabat baca di sini (6 Cara Media Sosial Meracuni Kesehatan Mentalmu (Bagian 1)), kita telah membahas tiga cara media sosial meracuni kesehatan mental kita.

Tiga lainnya akan kita bahas pada artikel ini. Check it out!

Kecemburuan sosial (social jealousy)

Kecemburuan sosial kerap kali dirasakan para pengguna media sosial. Kecemburuan ini meliputi banyak hal. Bisa dari kecantikan, kekayaan, kemampuan, karier, kesuksesan, harta yang dimiliki, percintaan, dan banyak lainnya. Bertautan dengan poin sebelumnya, yaitu social comparison, media sosial yang menjadi ‘ladang kehidupan’ yang kita anggap ‘sempurna’ dapat menimbulkan social jealousy.

Urutannya begini: kita merasa iri melihat post orang lain, kemudian kita membuat post agar membangkitkan kecemburuan orang lain juga, lalu orang lainnya yang melihat post kita merasa iri dan melakukan hal yang sama pula. Siklusnya begitu. Sehingga tak jarang orang saling ‘sikut-sikutan’ di media sosial. Ada Cyber bullying, cyber war, macam-macam istilah dan jenis. Ini jugalah yang melahirkan istilah flexing alias pamer yang sering kita jumpai di media sosial. Banyak orang berlomba-lomba memamerkan apa yang mereka miliki—atau bahkan bukan milik mereka, melainkan mengaku-ngaku milik mereka—demi mendapatkan pujian ‘semu’ dari orang lain. Mengerikan ya, Sahabat.

Teman-teman ‘semu’

Ada orang-orang yang tidak memiliki teman kepercayaan di dunia nyata, sehingga pada akhirnya ia mencari-cari teman di dunia maya. Memiliki banyak teman di dunia maya—apalagi jutaan followers yang dianggap ‘teman setia’—tidak menjamin kebahagiaan kita. Kenyataan-nya, teman-teman di dunia maya itu hanya bisa kita jumpai dengan layar ponsel atau laptop. Tentang ‘siapa mereka’ di balik layar ponsel atau laptop, kita tidak tahu, bukan?

Baca juga  Cerita Anak Muda Kerinci Merawat Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci Melalui Media Sosial

Pun kebutuhan sosial kita sebagai makhluk sosial tidak terpenuhi dengan hanya berinte-raksi dengan teman-teman dunia maya, karena sesungguhnya kita butuh orang-orang yang hadir di sisi kita secara emosional dan fisik. Makanya ketika masa pandemi kemarin, interaksi dengan teman-teman kita yang hanya bisa dilakukan dengan media sosial sangat menjenuhkan, bukan? Bukannya membuat kita senang, justru membuat kita merasa semakin stres.

Produktivitas rusak

Bukan hal yang awam jika penggunaan media sosial yang berlebihan dapat meng-ganggu fokus dan konsentrasi kita dalam bekerja atau dalam melakukan hal-hal bermanfaat lainnya. Karena itu, tiap kita sedang bekerja, hindarilah media sosial agar bisa tetap fokus dan berkonsentrasi penuh, supaya hasil pekerjaan kita juga maksimal. Gunakan media sosial di saat penting atau saat beristirahat saja.

Nah, itulah enam cara media sosial meracuni kita, Sahabat. Bukan berarti kita tidak boleh bermedia sosial, justru media sosial menjadi salah satu kebutuhan kita saat ini. Akan tetapi, artikel ini dimaksudkan untuk memotivasi Sahabat agar dapat menggunakan media sosial dengan bijak.

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -

Artikel Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru