email : [email protected]

29 C
Jambi City
Sabtu, April 20, 2024
- Advertisement -

7 Faktor yang Melatarbelakangi Bullying, Ditinjau dari Psikologi Pendidikan (Bagian 3)

Populer

Penulis: Ghina Syauqila

Sahabat, pada artikel sebelumnya yang dapat Sahabat baca di sini (7 Faktor yang Melatarbelakangi Bullying, Ditinjau dari Psikologi Pendidikan (Bagian 1)) dan di sini https://oerban.com/7-faktor-yang-melatarbelakangi-bullying-ditinjau-dari-psikologi-pendidikan-bagian-2/kita telah membahas tiga faktor yang menyebabkan bullying, yaitu pola asuh yang tidak tepat, trauma masa lalu yang tenggelam di alam bawah sadar, serta teknologi dan pergaulan.

Kali ini, kita akan membahas faktor-faktor lainnya. Check it out!

Pemodelan yang salah

Hal ini berkaitan dengan poin sebelumnya. Menurut teori observational learning Albert Bandura, seseorang belajar melalui proses pemodelan. Seseorang mengambil contoh model dari tokoh-tokoh yang dianggapnya hebat, keren, dan memiliki nilai lebih di matanya. Terlebih usia remaja merupakan tahap di mana seorang individu memiliki rasa penasaran yang teramat besar terhadap banyak hal, sehingga ingin mencoba ini itu sebagai wujud pencarian identitas diri yang merupakan tugas perkembangan di masa remaja. Melalui pemodelan tersebutlah, seseorang akan belajar, meniru, dan mengadopsi hal-hal tertentu dari modelnya. Contohnya: gaya berpakaian, gaya rambut, merek sepatu, kebiasaan, dan nilai moral. Ada orang bijak yang mengatakan seseorang itu sebelas dua belas dengan role model-nya. Apabila role model-nya baik, baik pulalah dirinya. Sebaliknya, apabila role model-nya buruk, buruk pulalah dirinya. Salah-salah meniru seseorang sebagai model, dapat berakibat fatal untuk individu tersebut. Kembali lagi pada teknologi. Teknologi dewasa ini banyak mempublikasikan artis-artis terkenal yang berganti-ganti gaya rambut, punya beberapa lemari isi pakaian bermerek dan barang mewah, berperilaku konsumtif, narkoba, minum miras, dan berkata-kata kasar. Jika seseorang belum memiliki olah emosi yang baik dan belum terlalu memahami mana yang baik dan buruk, serta menganalisis dampaknya dari setiap perbuatan, maka seseorang tersebut dapat terpancing untuk mengadopsi hal-hal yang jelek sekalipun dari modelnya tanpa filtrasi terlebih dulu.

Baca juga  6 Cara Media Sosial Meracuni Kesehatan Mentalmu! (Bagian 2)

Inferioritas yang berlebihan dan superioritas yang tinggi

Menurut Alfred Adler, seorang psikolog yang mencetuskan Teori Psikologi Individual, setiap individu lahir dari perasaan inferior yang kemudian perasaan inferior ini mendorong individu untuk meraih superioritas pribadi dan atau keberhasilan. Menurut Adler pula, orang yang kondisi psikologisnya sehat, akan berjuang meraih keberhasilan dan kebermanfaatan untuk orang lain dengan minat sosial yang tinggi. Akan tetapi, orang yang tidak sehat kondisi psikologisnya, ia cenderung akan berusaha meraih superioritas pribadi yang hanya menguntungkan dirinya sendiri, salah sautunya dengan melakukan perundungan Biasanya, individu yang meraih superioritas pribadi ini adalah individu yang merasa memiliki rasa inferior yang berlebihan.

Ikatan pertemanan yang kuat

Masa remaja adalah masa di mana seseorang jauh lebih percaya terhadap teman sebayanya. Biasanya pada masa ini, ikatan pertemanan seseorang lebih kuat dan lebih solid. Remaja lebih banyak—bahkan selalu—menghabiskan waktu dengan teman-teman akrabnya, sedangkan waktu yang didedikasikan untuk keluarga sangat sedikit. Di sini, lingkungan pergaulan yang buruk akan dapat menarik seorang remaja yang labil dan sedang mencari identitas pada keburukan juga. Begitu pun sebaliknya, lingkungan pergaulan yang baik dapat menarik seseorang kepada kebaikan juga. Di masa ini, remaja berlomba-lomba untuk menunjukkan solidaritasnya, sekalipun itu hal yang buruk dan berdampak fatal. Oleh karena itu, kita sering melihat seorang korban perundungan yang misalnya memiliki masalah dengan satu orang, tiba-tiba ditingkahi oleh banyak orang—teman-teman sepergaulannya pelaku.

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -

Artikel Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru