Jakarta, Oerban.com – Wakil ketua umum partai Gelora Fahri Hamzah, turut mengomentari blusukan yang dilakukan oleh Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini lewat akun twitternya pada Rabu (6/1).
Dalam cuitannya, Fahri meminta kepada staf Risma di kemensos agar dapat memberitahu bedanya menjadi walikota dan menteri.
“Staf-nya bu Risma harus kasih tahu beliau beda jadi walikota dan Menteri. Perbedaan tidak saja pada filosofi, skala, juga metode. Menteri Tidak dipilih tapi ditunjuk, kerja sektoral saja dan berlaku di seluruh negeri. Walikota dipilih, non sektoral tapi terbatas kota.” Tulis Fahri di akun twitternya @Fahrihamzah.
Fahri mengaku jika dirinya tidak ingin menulis hal tersebut sebelumnya, tapi menurut Fahri hal itu adalah salah. Mantan wakil ketua DPR ini juga mengingatkan jika kemiskinan itu bukan di Jakarta, tapi ada di daerah-daerah terpencil.
“Itu rakyat bunuh diri, bunuh keluarga, ada ibu bunuh 3 anaknya karena melarat. Tapi para penjilat dalam birokrasi ini jahat. Tega amat sih. Ayolah mulai dari data.” Kata Fahri.
“Kalau ada data, analisa, keluar konsep, lapor presiden, hearing di @DPR_RI muncul kritik, muncul koreksi, publik nimbrung lalu bikin kesimpulan akhir, lalu eksekusi secara massif nasional melalui jalur-jalur struktural. Barulah masalah selesai. Itu kerja negara bukan kerja media.” Lanjutnya.
Untuk itu, Fahri meminta kepada semua pihak agar memberi tahu Risma jika krisis akan panjang, dan hal itu terjadi karena ketimpangan.
Terakhir, Fahri mendo’akan siapapun yang memberi hatinya kepada rakyat akan jadi pemimpin di Negeri ini. Tapi, Kata Fahri, semua juga harus dengan ilmu dan konsep.
“Kita doakan siapapun yg memberi hatinya kepada rakyat jadi pemimpin di negeri ini. Tapi tolong juga pakai ilmu. Kerja pakai konsep dan jangan tiba masa tiba akal, sibuk dianggap sukses dan citra dianggap kinerja. Situasi sulit, uang makin sedikit tolong jangan sia-siakan waktu. Tks.” Tutup Fahri