email : [email protected]

24.5 C
Jambi City
Saturday, November 23, 2024
- Advertisement -

Masyarakat Khawatir Buzzer Saat Mengkritik, Henry Subiakto: Mereka ‘Buzzer Bangsa’

Populer

Jakarta, Oerban.com – Staf Ahli Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) Henry Subiakto, menanggapi soal ketakutan masyarakat terhadap Buzzer pendukung Jokowi saat mengkritik kebijakan pemerintah, hal itu disampaikan lewat twitter pribadinya pada Jum’at (12/2).

Henry mengatakan jika yang aktif di media sosial (Medsos) tidak semuanya buzzer pendukung tokoh apalagi partai tertentu, namun keaktifan mereka atas panggilan jiwa dan semangat melawan oportunis politik dan politisasi agama.

“Yang aktif di medsos itu tidak identik dengan buzzer pendukung tokoh apalagi partai tertentu. Tak sedikit yang terpanggil jiwa & semangatnya berkomunikasi melawan oportunis politik yang menggunakan politisasi agama dan radikalisme,” Ujar Henry.

Henry Menyebut mereka yang terpanggil jiwanya sebagai ‘buzzer bangsa’ dan bukan orang-orang bayaran.

Ketakutan masyarakat tidak hanya pada permasalahan buzzer, namun juga menyangkut UU ITE yang kerap kali dijadikan dasar untuk menjerat suara ‘sumbang’ menurut orang pemerintahan presiden Jokowi.

Sebelumnya, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menagih keseriusan presiden Jokowi yang minta dikritik dengan mengajak pemerintah untuk bisa merevisi UU ITE, khususnya pasal 27, 28, dan 45 yang sering jadi landasan pasal karet menurutnya.

Menanggapi itu, Henry menyatakan jika UU ITE era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah direvisi pada saat awal pemerintahan Jokowi di tahun 2016 yang lalu, beberapa rumusannya juga telah disesuaikan dengan keputusan MK.

Lebih lanjut, Henry juga menyentil PKS selaku ketua Komisi I pada saat itu yang juga ikut menyetujui, “semua partai setuju termasuk PKS yang saat itu jadi ketua komisi I. Kalau skrg ada yang ribut minta revisi lagi, ya tinggal ajuin aja dengan inisiatif DPR,” Terangnya.

Di kondisi pandemi seperti saat ini, Henry meminta kepada semua pihak agar bisa menahan diri dari konflik caci maki apalagi niat ingin demonstrasi.

Baca juga  MAJALAH TEMPO BONGKAR JEROAN BUZZER DAN INFLUENCER ISTANA

“Disaat pandemi yang terus merenggut banyak nyawa & harta, kita semua harusnya bisa menahan diri, berhenti caci maki & umbar rasa benci, apalagi mau grudak-gruduk demonstrasi,” Kata Henry.

“Pandemi tidak akan berhenti jika banyak manusia dipenuhi emosi. Yang muncul justru klaster yang memperburuk negeri,” Imbuhnya.

Editor: Renilda Pratiwi Yolandini

- Advertisement -

Artikel Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru