Pekanbaru, Oerban.com – Selama ini pertanian identik dengan tua, miskin, pekerjaan kotor, dan kurang berpenghasilan. Itulah yang menyebabkan para generasi muda tidak tertarik dengan pertanian. Imej ini harus diubah menjadi pertanian itu keren, menguntungkan, kekinian dan tentunya menjanjikan.
Pertanian bukan hanya berkutat soal budidaya saja, tetapi dimulai dari proses manajemen pra tanam, budidaya hingga pasca panen. Dahulu semua proses masih dilakukan secara manual, namun saat ini seiring perkembangan zaman telah ada teknologi terkait yang memudahkan keberlangsungan proses kegiatan pertanian. Pemanfaatan teknologi tersebut diharapkan akan menimbulkan daya tarik baru bagi generasi muda untuk berkecimpung dalam dunia pertanian.
Kementerian Pertanian memiliki konsentrasi jangka panjang dalam menumbuhkan minat anak muda pada sektor pertanian modern. Dalam rangka mewujudkan pembangunan pertanian melalui regenerasi petani, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) targetkan 2,5 juta petani milenial lahir dalam 5 tahun ke depan. Hal ini dikarenakan peran generasi muda dalam pembangunan pertanian sangatlah penting untuk meningkatkan pertanian di Indonesia.
Senada dengan SYL, Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi menyatakan bahwa regenerasi penting untuk keberlanjutan pertanian yang lebih baik. Ini harus menjadi perhatian kita bersama karena bisa saja 10 tahun mendatang terjadi krisis petani, tambahnya lagi.
Perlu diingat bahwa pengusahaan pertanian bukanlah sesuatu yang instan. Ada proses didalamnya yang membutuhkan waktu untuk melihat hasil yang diperoleh. Seperti cerita petani sukses bernama Purwo Hadi Subroto ini yang berdomisili di Kelurahan Agrowisata Kecamatan Rumbai Barat pada Balai Pelatihan Pertanian Jambi.
Saya memulai usaha pertanian pada tahun 1999, tepatnya 21 tahun yang lalu saat masih berusia 29 tahun. Awalnya saya hanya bawa keranjang menggunakan motor, alhamdulillah sekarang saya sudah mempunyai beberapa mobil dan beberapa rumah, ujar Purwo. Purwo percaya di usia yang masih muda dengan tenaga kuat, pikiran jernih, dan sumberdaya yang mendukung, pertanian merupakan bidang yang menjanjikan.
Saat ini Purwo mengelola lahan hampr sekitar 30 ha dengan komoditas utama kelapa sawit dan papaya. Sepertiga luasan ditanami matoa, pisang, aneka jambu, cabai dan beberapa sayuran lainnya seperti jagung manis dan edamame. 80% pasar tujuan Purwo adalah supermarket, sisanya lapak buah dan pedagang pengumpul di pasar tradisional. Pada masa pandemi ini pasar pertanian naik 300%, peluang mengembangkan pertanian cukup besar, ungkapnya.
Sangat disayangkan jika generasi muda saat ini tidak dapat melihat peluang pasar pertanian. Bukan hanya pertanian konservatif saja, namun urban farming, tabulampot, pengembangan komoditas langka dapat diusahakan. Bila dibandingkan dengan dahulu, hambatan yang ada saat ini mudah ditaklukan dan diatasi oleh generasi milenial, tutur Purwo. Sekarang sudah ada pengembangan teknologi yang memudahkan semua proses kegiatan pertanian.
Di akhir perbincangan, Purwo berharap generasi muda tetap eksis di pertanian, menumbuhkembangkan pertanian, dan mensejahterakan keluarga pertanian. Jika semua faktor sudah kita kuasai, apalagi yang menghambat kita untuk bertani?
Penulis : Dyah Nastiti Anindita