Jakarta, Oerban.com – Ditreskrimsus Polda Sumatera Utara mengungkap pelayanan rapid test antigen di Bandara Kualanamu (KNIA), Deli Serdang, Sumatera Utara menggunakan alat bekas.
Proses daur ulang alat kesehatan rapid test antigen di Bandara Internasional Kualanamu itu dilakukan di kantor Kimia Farma di Jalan RA Kartini, Medan.
Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani, mengatakan jika kasus yang menyeret nama Kimia Farma sebagai perusahaan farmasi negara telah mengkhianati kepercayaan masyarakat.
Oleh karena itu, Netty meminta pihak berwenang agar melakukan pemeriksaan tidak hanya di Bandara Kualanamu saja, tapi juga dilakukan di tempat pelayanan tes publik lainnya.
“Bagaimana di tempat lain? Oleh sebab itu, saya menduga hal serupa dapat terjadi di banyak tempat. Saya mendesak pihak berwenang melakukan pemeriksaan di tempat-tempat lainnya agar dapat mengusut tuntas pihak-pihak yang terlibat,” ungkap Netty, Sabtu (01/05).
Ketua DPP PKS Bidang Kesos ini juga mendorong PT Kimia Farma Diagnostika agar lebih teliti dalam mengawasi karyawannya baik di pusat maupun di daerah-daerah. Meskipun ini dilakukan oleh oknum, namun PT Kimia Farma Diagnostika harus tetap bertanggungjawab.
“Hal ini bisa terjadi karena pengawasan yang lemah sehingga oknum berani melakukan kecurangan. Perusahaan harus menjadikan kejadian ini sebagai pelajaran untuk melakukan evaluasi menyeluruh hingga ke daerah-daerah,” tambahnya.
Ketua Tim COVID-19 Fraksi PKS DPR RI ini meminta agar pelaku dan semua jaringan yang terlibat dalam penggunaan alat rapid test bekas dihukum berat.
“Berikan hukuman berat bagi mereka yang menjadikan bencana sebagai lahan bisnis, bahkan mencari keuntungan dengan cara-cara curang. Saat seluruh energi bangsa fokus untuk menghadapi pandemi, kita tidak boleh membiarkan ada tangan -tangan oknum yang berbuat nista,” Tegasnya.
“Kita ingin menang melawan COVID-19 dan tidak ingin berakhir seperti yang dialami India. Oleh karena itu, sudah sepantasnya pihak-pihak yang menjadikan bencana COVID-19 ini sebagai lahan bisnis untuk memperkaya diri sendiri ditindak tegas. Selain tidak terpuji, taruhannya juga nyawa manusia,” sambung Netty.
Terakhir, Netty meminta agar pemerintah terus memperketat pengawasan kinerja semua sektor dalam menjalankan program penanggulangan bencana COVID-19 dan pemulihan ekonomi nasional yang telah mendapat dukungan anggaran fantastis, bahkan jaminan perlindungan hukum bagi para pelaksananya.
Editor: Renilda Pratiwi Yolandini