email : [email protected]

24.8 C
Jambi City
Saturday, November 23, 2024
- Advertisement -

Review Film Kinipan

Populer

Kota Jambi, Oerban.com – Anak muda yang tergila-gila dengan film Korea, penggemar tik-tok yang suka berjoget-joget, atau mereka yang tidak bisa hidup tanpa sosial media, tampaknya perlu membaca tulisan ini. Bukan karena saya anti terhadap apa yang kalian tonton, tentu tidak demikian.

Sayapun pernah maraton episode drakor seharian, sering lihat berbagai konten tik-tok yang juga disebar di berbagai sosmed, dan untuk yang terakhir, saya pun memanfaatkannya. Dari seorang teman, saya ketahui, nonton drama Korea bisa mendapatkan ilmu, ah ya. Ilmu membuka cangkang telur rebus dengan cepat, yakni dengan menggesekannya di lantai dengan tangan diatas sebagai tumpuan.

Beberapa orang juga mengklaim, tik-tok tidak seburuk apa yang kita lihat. Ada banyak pendakwah yang memulai konten ceramahnya disana. Ah ya, seberapa banyak orang yang fyp nya dilewati konten dakwah? tentu kita tidak bisa menduga-duga.

Pada akhirnya, kitapun akan berkata dalam hati, hal ini tergantung pada diri sendiri. Lupa kita, jika sosial media, dan tontonan itu menyebabkan kecanduan, membuat kita lupa waktu, atau bahkan membuat dunia ideal kita terpatok pada seseorang yang kita lihat disana. Tapi baiklah, saya tidak punya kuasa untuk melarang hal itu. Toh, saya tidak sedang membiayai kuota harian siapapun bukan, hehe.

Tapi mari saya ajak untuk menyaksikan sebuah film. Barangkali, anda bisa menyaksikannya di sela-sela jari anda yang letih akibat scrollingan sosmed seharian. Inilah film dokumenter, sebuah film yang mendokumentasikan kenyataan. Belakangan, semenjak isu lingkungan ramai diperbincangkan, begitu juga permasalahan lingkungan yang semakin tampak film ini menjadi representatif terhadap hal itu.

Tentang Kinipan

Disutradarai oleh Dandy Laksono, seorang watchdoc dokumenter yang telah banyak menghasilkan karya dokumenter yang dapat disaksikan melalui akun YouTube Watchdoc documentary.

Film Kinipan, jika dilihat dari alurnya. Film ini dibagi menjadi beberapa bagian. Menceritakan tentang kondisi hutan Kalimantan, Papua dan Sumatera yang mulai berubah dan berkurang drastis akibat pengalihan fungsi.

Baca juga  “Ipar Adalah Maut” Perspektif Hukum Positif dan Hukum Islam

Selain itu, juga pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia yang menyebabkan Jutaan orang meninggal dunia, sebagian besar lainnya kehilangan pekerjaan, dan muncul ancaman krisis pangan.

Banyak penelitian telah mengungkap kaitan antara pandemi yang ditimbulkan dari zoonosis dan kerusakan lingkungan atau deforestasi.

Film berdurasi 2,5 jam ini menceritakan kaitan dua hal tersebut dan bagaimana perjuangan rakyat mempertahankan hutan yang dijawab negara dengan berbagai kebijakan seperti Omnibus Law dan proyek lumbung pangan (food estate) yang berpotensi semakin memperburuk kerusakan lingkungan dan mengundang lingkaran setan pandemi di masa yang akan datang.

Ada dua tokoh utama yang muncul, masing-masing merupakan orang yang sudah sangat berpengalaman dalam mengawal isu lingkungan. Feri Irawan, dari Jambi yang merupakan mantan direktur eksekutif WALHI Jambi, dan Basuki Santoso di scene hutan Kalimantan. Keduanya merupakan orang-orang yang terlibat langsung dalam upaya penanaman hutan kembali dan menjaga agar perusahaan tidak mengambil alih lahan masyarakat adat.

Meskipun dibagi menjadi perbagian, film ini memiliki garis benang yang sama, permasalahan lingkungan. Kinipan yang dijadikan judul film sebenarnya merupakan nama sebuah area perkampungan warga yang berada di hutan. Masyarakat telah hidup berdampingan dan mencari makan melalui hutan, namun, akibat izin dari pemerintah perusahaan mengubahnya menjadi area perkebunan jenis tanaman tertentu. Alhasil, Kinipan yang dulunya bertahan hidup dari hasil hutan sudah mulai bergeser.

Bahkan salah satu scene menunjukkan area tempat tinggal warga menjadi banjir. Bagian yang menarik dalam film ini barangkali ketika pemerintah mencanangkan food estate (limbung pangan) pada ribuan hektar lahan, TNI angkatan darat pun dikerahkan, dengan peralatan yang telah disediakan.

Masyarakat setempat menduga para angkatan muda itu tidak akan sanggup, dari berbagai pertimbangan, bahkan masyarakat yang biasa bercocok tanam saja menilai berat. Hingga dalam adegan film tersebut para anggota militer yang diterjunkan kewalahan, dan membutuhkan bantuan warga setempat.

Baca juga  Balada Sepasang Kekasih Gila - Ironi Orang Gila yang Berpikir Waras dan Orang Waras yang Berkelakuan Gila

Menyaksikan film ini dari awal hingga akhir akan menyadarkan kita tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dan biadabnya kemudahan perolehan izin perusahaan sehingga mengubah fungsi hutan. Tak kalah menyedihkan melihat satwa liar kebanggaan Indonesia seperti harimau Sumatera dan hewan lainnya yang dijadikan barang perburuan.

Film Kinipan sejatinya adalah potret kemanusiaan terhadap alam, bagaimana manusia dengan kepongahannya mengganti alam dengan sesuatu yang menguntungkan bia pribadi. Potret film yang perlu ditonton oleh anak-anak muda, agar sadar, bahwa sesungguhnya Indonesia sedang tidak baik-baik saja.

Editor : Renilda Pratiwi

- Advertisement -

Artikel Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru