Jakarta, Oerban.com – Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri meyakini sepenuhnya bahwa disrupsi akibat perkembangan teknologi yang dihadapi manusia Indonesia bisa diatasi dengan kepemimpinan strategik yang melekat dengan ideologi bangsa, yakni Pancasila.
Hal itu disampaikan Megawati saat menyampaikan orasi ilmiah pengukuhan gelar profesor kehormatan (Guru Besar Tidak Tetap) Ilmu Pertahanan bidang Kepemimpinan Strategik dari Universitas Pertahanan (Unhan) RI, Jumat (11/6/2021).
Menurut Megawati, satu hal yang melekat dalam jati diri kepemimpinan strategik pada masa krisis adalah tanggung jawab. Ia tidak hanya diukur dari kemampuan menjalankan tujuan bernegara. Akan tetapi, bagaimana kemampuan menghadapi berbagai perubahan yang membawa disrupsi.
“Saya meyakini, bahwa disrupsi bisa diatasi dengan kepemimpinan strategik yang melekat dengan ideologi bangsa, yakni Pancasila. Pancasila menjadi dasar dan tujuan di dalam menghadapi turbulensi peradaban,” kata Megawati.
Untuk itulah, kepemimpinan strategik dalam perspektif ideologi bangsa mengajarkan pentingnya filsafat, dasar haluan negara, dan sekaligus weltanschauung atau cara pandang bangsa Indonesia terhadap dunia.
“Ketika disrupsi akibat perkembangan teknologi menjauhkan amal kemanusiaan, membelah rasa kebangsaan, menempatkan superioritas pada opini bukan fakta, dan menjauhkan nilai keadilan sosial, di situlah Pancasila menjadi landasan yang menyeimbangkan atau bahkan mengoreksi, agar teknologi tetap menempatkan supremasi nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat universal,” urai Megawati.
Bersama Pancasila, ketika teknologi dicermati dalam perspektif Ketuhanan, maka teknologi tersebut harus mendorong persaudaraan seluruh umat manusia yang bertanggung jawab sebagai makhluk ciptaan Tuhan.
“Teknologi dengan nilai Ketuhanan ini, menjadikan bumi seisinya untuk dijaga kelestariannya, keharmonisannya, dan menjadi rumah bagi seluruh makhluk hidup agar selalu berada dalam keseimbangan ekosistem kehidupan seluruh alam semesta,” kata Megawati.
Megawati menegaskan, kepemimpinan strategik melekat dan tidak bisa dipisahkan dengan pemahaman terhadap ideologi Pancasila.
Baginya, sehebat-hebatnya disrupsi dan krisis yang terjadi, selama bangsa Indonesia punya pegangan Pancasila, maka akan bisa melewati berbagai ujian sejarah yang membentang.
“Kepemimpinan strategik menempatkan penguasaan negara Indonesia atas bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya, untuk dipergunakan untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat,” tambahnya.
Editor: Renilda Pratiwi Yolandini