Oleh: MNA
Sejak hari itu, sorot matamu masih sama
Penuh dendam akan luka yang kutorehkan
Waktu tak pernah bisa mengikis semua
Juga rasa bersalah yang membunuh perlahan.
Aku; sama sepertimu
Mengutuknya kala bercermin sepi
Menyesal, kecewa, tak berdaya air mata
Semua tumpah menyisakan perih.
Hingga kini, saat kata tak lagi sudi kau ucap
Aku tak tahu harus apa
Semua kosong, hanya kebisuan menemani tanya
Apa benar tak lagi ada harap?
Agh, Andai saja dulu aku tak angkuh membuang semua
Mungkin langit akan terus biru di hati kita.