Kota Jambi, Oerban.com – Ada yang berbeda dari pembebasan Saipul Jamil atau yang akrab disapa bang Ipul, seorang penyanyi dangdut Indonesia setelah mendekam di penjara selama 3 tahun atas kasus pencabulan yang dilakukannya. Warganet beramai-ramai meminta agar Saipul Jamil tidak lagi tampil di Televisi nasional dan YouTube hingga menjadi trending topik di beberapa sosial media.
Melalui petisi masal change.org dalam pantauan tim oerban.com, petisi tersebut telah ditandatangani oleh 361.279 pada (6/9) dan terus bertambah jumlahnya. Meskipun demikian, menurut KPI tidak ada aturan larangan Saipul Jamil tampil di televisi, tapi pihak TV harus bijak. Pernyataan tersebut semakin membuat warganet menjadi geram.
“Udah lah, gausah nonton acara TV indo. Jangan naikkin ratingnya. Pantes aja tayangan toxic, KPI isinya orang-orang toxic” tulis akun Ari Montessori @rimontszz di akun Twitternya. Tak sampai disitu, proses penyambutan Saipul Jamil juga dinilai berlebihan dan tidak berpihak pada korban. Kalungan bunga, banyaknya awak media, serta wajah Saipul Jamil yang sama sekali tidak merasa bersalah juga menjadi cibiran warganet.
“Di indo doang yang ada mantan napi pedofil malah disambut meriah. Mirisnya ada artis dan netizen yang nyemangatin dan minta balik ke dunia hiburan. Hadeh, pikirin mental korban woi. Bayangin aja sakitnya korban liat muka si Ipul ketawa-ketiwi di TV” tulis akun @meilmeils di Twitternya.
Menariknya, setelah ramai diperbincangkan, sutradara Angga Dwimas Sasongko mengumumkan pada (5/9) lalu bahwa pihaknya memberhentikan pembicaraan kesepakatan distribusi film Keluarga Cemara dan Nussa dengan stasiun televisi yang menayangkan Saipul Jamil karena dinilai tidak berbagi muatan yang sama dengan karya-karya yang ramah anak.
“Menyikapi hadirnya Saipul Jamil di televisi, dengan cara yang tidak menghormati korban, maka kami menghentikan semua pembicaraan kesepakatan distribusi film Nussa dan Keluarga Cemara dengan stasiun TV terkait karena tidak berbagi nilai yang sama dengan karya kami yang layak anak
Pemberitahuan ini dimaksudkan untuk mendukung gerakan yang melawan dirayakannya pelaku kekerasan seksual pada anak di media-media, serta menjadi kesadaran bersama yang menghargai anak-anak kita.
Pemberhentian pembicaraan kesepakatan ini berlaku tidak hanya kepada stasiun TV yang sudah menayangkan, tapi juga stasiun TV lain yang nantinya melakukan tayangan serupa, demikian pernyataan sikap kami, terima kasih” tulis Angga Sasongko melalui akun Twitternya @anggasasongko. Pernyataan tersebut pun ramai mendapatkan dukungan dari warganet.
Editor : Renilda Pratiwi Yolandini