Jantho, Oerban.com – Sektor pertanian menjadi satu-satunya yang tumbuh di tengah pandemi covid-19. Agar sektor pertanian dapat terus tumbuh memberikan dampak positif dan kontribusi maksimal, pemerintah melalui Kementerian Pertanian senantiasa berupaya mewujudkan Sumber Daya Manusia Pertanian yang maju, mandiri, dan modern. Untuk mendukung peningkatan kapasitas SDM pertanian ini Kementan melalui Pusat Pelatihan Pertanian Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) menyelenggarakan Pelatihan Kewirausahaan untuk Duta Petani Andalan, Duta Petani Milenial, dan Seluruh Petani Milenial yang telah dibuka oleh Menteri Pertanian tanggal 6 September Lalu.
Salah satu peserta Pelatihan Kewirausahaan yang merupakan duta petani milenial adalah Mistriani. Berasal dari Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi yang telah memiliki omset 10-13 juta /bulannya.
Mistriani melakoni usaha si sektor pertanian, perkebunan dan peternakan serta penyaluran pupuk bersubsidi dimana produk yang dihasilkan berupa ternak kambing, pupuk kandang, penangkar kedelai, dan kebun sawit. Berawal dari mengajak masyarakat sekitar untuk mendirikan kelompok tani swadaya pada tahun 2017, guna meningkatkan perekonomian dan minat masyarakat untuk bertani tanaman pangan selain mengandalkan hasil dari sawit dan karet yg pada saat itu harganya tidak menentu dan hasilnya yang belum mencukupi. “ Kami bergerak untuk bagaimana masyarakat punya hasil lain yang jadi penopang perekonomian selain dari kebun, dan juga pada saat itu banyak anggota kami yang memiliki ternak tapi belum terorganisir dan pasar yang tidak menentu,” jelas Mistriani.
Selain itu tujuan lainnya beliau mendirikan kelompok untuk masyarakat lebih mudah dalam mendapatkan akses dari pemerintah baik berupa bantuan benih sayuran, kacang-kacangan dan juga sektor peternakan serta perkebunan guna memudahkan mendapatkan pasokan pupuk bersubsidi lainnya.
Menjadi peserta Pelatihan Kewirausahaan untuk Duta Petani Andalan, Duta Petani Milenial yang dilaksanakan di Bapeltan Jambi secara Blanded Learning, Mistriani menyampaikan bahwa pelatihan ini sangat menyenangkan dan banyak memberikan pelajaran penting baginya, bagaimana menjalankan usaha, mengembangkan usaha, dan memanajemenkan usaha yang masih berantakan dan belum terarah.
“Sebagai DPM/DPA kami merasa bangga dan bersyukur dengan kesempatan yang diberikan kepada kami terkait pembinaan di bidang kewirausahaan. Ke depannya kami sudah punya arah dan tujuan serta progres untuk bidang usaha yang kami geluti saat ini. Pelatihan ini juga memunculkan ide-ide baru yang mungkin dan akan bisa kami kembangkan nantinya di wilayah kami masing-masing.” Katanya
“Hanya petani yang tidak mengenal kata di PHK, Karna kalau kita ada kemauan dan kerja keras insyaallah akan ada rezeki yang mengalir asalkan kita fokus pada apa yang kita kerjakan.” Tambah nya.
Seperti yang dikatakan Menteri Pertanian (Mentan) saat membuka Pelatihan Kewirausahaan Pertanian Petani Milenial Syahrul Yasin Limpo, pertanian ibarat merpati putih yang tidak pernah ingkar janji.
Mentan SYL mengatakan, Indonesia adalah bangsa besar, negara terbesar ke-4 dunia. “Bangsa ini besar dan hal itu menjadi sangat berarti untuk kita, apa yang kita lakukan tidak hanya duduk dan formalitas, tapi merespons tantangan global yang menyentuh semua masyarakat.
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, mengatakan DPM dan DPA sudah melakukan resonansi. “DPM dan DPA sudah melakukan berbagai kegiatan di daerah. Kita bergerak di 11 provinsi, masing-masing sudah terdaftar lebih dari 200 orang petani milenial. Bersama dengan itu kita bangun jaringan pertanian nasional, dan sudah terdaftar 10.470 petani milenial dalam jaringan itu,” katanya.
Penulis : Yunisa Tri Suci