Banda Aceh, Oerban.com – Kementerian Pertanian sedang mencetak petani – petani muda atau milenial. Anak – anak muda inilah yang diharapkan mampu melaksanakan pertanian modern yang merupakan kunci peningkatan produktivitas.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa petani – petani muda harus bisa mengambil peran dalam pengembangan pertanian. “Harapannya melalui petani – petani milenial itu akan muncul inovasi – inovasi lain yang mendorong pertanian modern. Sehingga swasembada pangan di negara kita nantinya benar – benar terwujud. Karena target kita dalam waktu 15 tahun kedepan produktivitas pertanian meningkat dua kali lipat dari saat ini yang sebesar 5,1 ton per hektar per tahun ,” kata Mentan.
Adalah Provinsi Aceh yang terus mengobarkan semangat generasi muda di sektor pertanian yang juga merupakan salah satu wilayah kerja Balai Pelatihan Pertanian (Bapeltan) Jambi dalam pengembangan petani milenial. Benni Baihaqi merupakan sosok petani milenial yang sangat sukses dibidangnya sekarang ini. Bagaimana tidak, Benni berhasil mengibarkan bendera pertanian hidroponik di daerahnya dengan mendirikan “Galeri Hidroponik Aceh”.
Galeri Hidroponik Aceh merupakan salah satu Usaha Kecil Menengah (UKM) yang bergerakdi bidang budidaya sayuran hidroponik dan jasa pembuatan instalasi hidroponik yang berlokasi di Kecamatan Kuta Malaka, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh. Sistem penjualannya melalui pasar lokal, perkantoran, sekolah – sekolah, lembaga pemasyarakatan serta pehobi hidroponik lainnya baik itu secara online maupun offline.
“Galeri Hidroponik Aceh hadir sebagai jawaban atas harapan masyarakat Aceh yang ingin mendapatkan sayuran segar dan sehat serta para pehobi hidroponik yang susah mendapatkan sarana produksi hidroponik, sehingga kami hadir untuk menjawab tantangan ini dimana Galeri Hidroponik Aceh sudah berdiri sejak tahun 2018 yang lalu. Ini membuktikan bertani itu keren,” kata Benni dengan semangat.
Selain sebagai owner Galeri Hidroponik Aceh, Benni juga aktif dan memiliki pengalaman di berbagai orgaisasi dan pekerjaan diantaranya sebagai Ketua Umum Petani Milenial Aceh, Ketua Kelompok Tani Bairaha Organik, Tenaga Teknis Hidroponik (Nakasipan) Dinas Tanaman Pangan Provinsi Aceh, Mantri Tani Dinas Pertanian Aceh Besar dan masih banyak yang lainnya.
Untuk legalitas, Benni dan UKM – nya telah memiliki legalitas usaha seperti UD (Unit Dagang), SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) dan TDP (Tanda Daftar Perusahaan). Sedangkan untuk produk, Benni memiliki Izin Merek, Izin BPOM RI, serta izin sertifikat halal. Ini semua dilakukan beliau agar bisa menjalankan usaha dengan aman serta produk yang dihasilkan memberikan ketenangan terhadap konsumen sehingga mendapat kesempatan untuk terjun di pasar halal global.
Sementara itu untuk kedepan, Benni memiliki strategi khusus untuk mengembangkan usahanya. “Kami akan bekerjasama dengan para milenial pertanian yang saat ini telah mengembangkan pasar secara online baik itu skala lokal maupun nasional. Selain itu tidak menutup kemungkinan kami melakukan pemasangan iklan di Radio, Televisi, Surat Kabar dan Media Sosial lainnya sehingga produk dari usaha kami dapat dikenal oleh masyarakat luas,” harap Benni.
Hal ini sesuai dengan ajakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPPSDMP) yang menghimbau para generasi milenial untuk dapat terjun langsung menjadi pelaku usaha tani. “Ayo sebanyak – banyaknya lahirkan petani milenial. Petani milenial yang ada juga bisa mengajak rekan – rekannya agar terjun ke pertanian. Kalau ada 1000 petani milenial, mudah – mudahan kita akan menghadapi pertanian yang lebih maju,” ajaknya.
Keberhasilan usaha petani milenial dari Aceh ini diharapkan dapat memberikan motivasi kepada generasi milenial untuk terjun berusaha di bidang pertanian dan berkontribusi nyata dalam pembangunan pertanian.
Penulis : Wahyudi Narullova
