Muaro Jambi, Oerban.com – Wakil ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Jambi (BEM Faperta Unja), Muhammad Rizki mengatakan, harus ada upaya percepatan pembangunan guna menyokong hasil pertanian yang berkualitas.
Hal tersebut disampaikannya dalam acara Webinar memperingati hari Tani Nasional dengan tema *Mesin Ekonomi Baru Provinsi Jambi* yang digagas oleh BEM Faperta Unja, pada Jum’at (24/9/2021)
Menurut Rizki, pembangunan tersebut dapat berupa infrastruktur seperti pelabuhan, jalan tol dan bandara, serta infrastruktur lainnya guna menyokong hasil pertanian yang berkualitas.
Rizki mengungkapkan, acara digelar atas dasar keresahan dalam melihat petani Indonesia khususnya petani Provinsi Jambi yang tidak kunjung sejahtera di bumi yang penuh potensi.
“Di Kabupaten Kerinci ada Kopi, Teh dan kayu manis. Di kabupaten Tebo ada Tanaman Karet dan Kelapa Sawit, Tanjung Jabung Timur ada Tanaman Kelapa dan begitu pun Kabupaten lainnya yang mempunyai potensi tersendiri, tapi kenyataannya petani hanya bisa mendapatkan hasil yang tergolong kecil tidak sesuai dengan apa yang diharapkan,” paparnya.
Rizki menyebutkan, dari hasil surveinya, hasil tani masyarakat Tanjung Jabung Timur di ekspor secara ilegal ke Negara Tetangga (Malaysia). Sehingga harga dari hasil tani sedikit lebih murah dibandingkan dengan diekspor secara Legal misalkan melalui pelabuhan talang duku.
Contoh lain, sambungnya, adalah hasil tani masyarakat kerinci yang dibawa melalui mobil truk dan diekspor melalui pelabuhan Bakauheni di Lampung, yang banyak memakan waktu sehingga proses administrasi dan lain sebagainya memerlukan biaya.
“Itu alasan saya berpendapat bahwa harus adanya percepatan pembangunan infrastruktur guna percepatan dalam proses ekspor hasil tani,” ungkapnya.
Acara webinar ini mendatangkan pemateri dari Balai Karantina Pertanian Wilayah 1 Jambi, Pusat Studi Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah Serta Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi.
Dibuka Oleh Wakil Rektor Unja, antusiasme peserta meledak dengan jumlah pendaftar lebih dari 600 orang.
Editor: Renilda Pratiwi Yolandini