Oleh : Dwi Anggraini Harita Putri
Mahasiswa Magister Pendidikan Fisika UNP
Kurikulum 2013 menuntut pembelajaran berkualitas. Pembelajaran yang diterapkan pada kurikulum 2013 adalah pembelajaran yang dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Dengan kurikulum 2013 pendidik diharuskan dapat mewujudkan peserta didik yang kreatif, mandiri, mampu berkerja sama untuk membentuk karakter serta meningkatkan martabat bangsa.
Munculnya wabah Covid-19 di berbagai belahan bumi terkhususnya Indonesia membuat sistem pendidikan menjadi berubah. Berbagai inovasi pun dibutuhkan dalam proses kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran kini dilakukan secara jarak jauh dengan berbantuan aplikasi chatting dan video conference. Hal ini tentunya belum bisa membuat pembelajaran menjadi efektif dan sesuai dengan tuntutan pemerintah. Salah satu solusi yang dapat di terapkan adalah dengan penggunaan bahan ajar elektronik, contohnya modul elektronik.
Modul elektronik merupakan bahan ajar non-cetak yang dapat digunakan dalam pembelajaran. Modul elektronik adalah bentuk modul digital yang dikemas dengan tampilan yang dibuat lebih menarik. Modul elektronik juga merupakan bahan ajar yang disusun secara sistematis dan dapat menyajikan materi secara runtut, dalam modul elektronik terdapat materi-materi serta latihan soal yang memudahkan peserta didik dalam mempelajari materi. Modul elektronik dapat mengurangi penggunaan kertas dalam proses pembelajaran.
Keunggulan penggunaan modul elektronik yaitu: (1) Mampu menumbuhkan motivasi bagi peserta didik. (2) Adanya evaluasi memungkinkan guru dan peserta didik mengetahui dibagian mana yang belum tuntas atau sudah tuntas. (3) Bahan pelajaran dapat dipecah agar lebih merata dalam satu semester. (4) Bahan belajar disusun sesuai dengan tingkatan akademik. (5) Dapat membuat modul lebih interaktif dan dinamis disbanding modul cetak yang lebih statis. (6) Dapat menggunakan video, audio, dan animasi untuk mengurangi unsure verbal modul cetak yang tinggi.
Dalam kurikulum 2013 peserta didik diberikan kesempatan untuk belajar dari kebudayaan dan lingkungan sekitar. Kesempatan belajar tersebut dapat diwujudkan dengan mengintegrasikan etnosains kedalam modul elektronik. Modul elektronik yang terintegrasi etnosains mampu meningkatkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik.
Etnosains merupakan pengetahuan lintas disiplin, yang mengkolaborasikan antara berbagai bidang pelajaran baik itu sains, sosial maupun matematika. Ruang lingkup etnosains meliputi bidang sains, pertanian, ekologi, obat-obatan bahkan termasuk flora dan fauna. Etnosains yang terdapat di sekeliling peserta didik akan membantu peserta didik memahami pelajaran dengan mudah karena mereka dapat melihat dan merasakan sains asli yang terkandung didalam masyarakat.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Cici Dwi Tisa Haspen, Mahasiwa Magister Pendidikan Fisika bersama Syafriani, M.Si, Ph.D dan Dr. Ramli, S.Pd, M.Si. Dosen Magister Pendidikan Fisika Universitas Negeri Padang menyatakan bahwa modul elektronik yang terintegrasi etnosains dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik. Oleh sebab itu dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik dapat dilakukan dengan cara mengintegrasikan etnosains kedalam modul elektronik sebagai bahan ajar yang bisa digunakan dalam masa pandemi covid-19 ini.