Pelalawan, Oerban.com – Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan, kinerja pertanian juga ditentukan oleh kerja penyuluh dan petani di lapangan.
Oleh karena itu, Kementerian Pertanian mendorong BPPSDMP agar mampu memberi pelatihan dan mencetak tenaga terlatih untuk terus menggerakkan pertanian ke arah yang lebih maju, mandiri dan modern, katanya.
Penyelenggaraan Pelatihan diarahkan untuk meningkatkan kinerja aparatur dan non aparatur pertanian yang dapat menghasilkan sumberdaya manusia sehingga mampu melaksanakan tugas fungsi/pekerjaan secara inovatif, kreatif, profesional dan berwawasan global. Upaya peningkatan kualitas kinerja tersebut, hanya dapat diwujudkan apabila penyelenggaraan pelatihan pertanian dapat dikelola dengan baik mulai dari perencanaan, pelaksanaan maupun bimbingan lanjutan. Untuk menghasilkan mutu peserta pelatihan atau purnawidya yang memenuhi standar sesuai dengan kebutuhan tugas dan fungsi/pekerjaan di tempat tugas/tempat usahanya diperlukan bimbingan lanjutan.
Balai pelatihan pertanian sebagai unit pelaksana teknis Kementerian Pertanian yang memiliki tupoksi penyelenggaraan pelatihan aparatur dan non aparatur tetap memastikan purnawidya yang telah dilatih dapat meningkat kompetensi dan keterampilan maupun sikapnya, salah satunya dengan pelaksanaan bimbingan lanjutan. Bimbingan Lanjutan bertujuan memberi pemahaman lebih mendalam mengenai aspek teknis maupun non teknis dari onfarm sampai offfarm.
Dalam rangka memastikan kualitas pelatihan yang diselenggarakan, Bapeltan Jambi menyelenggarakan bimbingan lanjutan pada tanggal 22 s.d 24 Desember 2021. Pelatihan yang dijadikan sampel adalah pelatihan agribisnis cabai bagi non aparatur. Kegiatan ini dilakukan menggunakan metode wawancara dan observasi lapangan pada purnawidya. Responden merupakan purnawidya yang berasal dari Kecamatan Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Prov Riau. Kegiatan ini dihadiri oleh karyawan BPP Jambi (Ahmad Syariful Jamil & Rodimin), Kepala Bidang Sapras dan Penyuluhan (Toni Raidi), Kepala Seksi Penyuluhan (Anton Herman) dan dua orang responden.
Dalam menyelenggarakan kegiatan tersebut, widyaiswara BPP Jambi menyatakan bahwa sebagai komoditas hortikultura, cabai memiliki harga yang sangat fluktuatif. Hal ini sangat tergantung pada hukum permintaan dan penawaran. Salah satu strategi yang dapat diterapkan adalah penguatan kelembagaan.
“Karena hanya dengan penguatan kelembagaan, petani yang umumnya masih subsisten dapat memiliki posisi tawar terhadap pasar. Selain itu, dengan kelembagaan dapat dilakukan diversifikasi pemasaran dalam rangka menurunkan biaya rata-rata,” ujarnya.
Di lain pihak, Kasie Penyuluhan Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Pelalawan mengucapkan terimakasih kepada Balai Pelatihan Pertanian Jambi yang telah membina petani diwilayahnya.
Penulis: Ferdinal