email : [email protected]

24.5 C
Jambi City
Friday, November 22, 2024
- Advertisement -

PKS INGIN MENDEKAT, MARDANI HARAMKAN HASTAG GANTI PRRESIDEN 2019

Populer

Jakarta, Oerban.com – Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf menilai Mardani menyesal telah membuat hastag #2019GantiPresiden. Hal ini disampaikan Raja Juli Antoni saat menanggapi pernyataan Mardani baru-baru ini.

“Mungkin karena PKS ingin mendekat. Bagian dari penyesalan Mardani dan ingin mendapatkan kompensasi politik,” ujar Wakil Sekretaris TKN Jokowi-Ma’ruf Raja Juli Antoni kepada wartawan, Minggu (5/5/2019) malam.

“Penyesalan menyerang Pak Jokowi, membuat hashtag yang memecah-belah,” imbuh Sekjen Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini.

Toni menambahkan, diharamkannya 2019GantiPresiden merupakan ‘realisme politik Mardani’. Sebab, kata Toni, capres yang didukung Mardani yakni Prabowo Subianto untuk sementara ini kalah berdasarkan Situng KPU

“Itu realisme politik Mardani saya kira. Dia tahu bahwa yang dia dukung kalah, nggak mau meneruskan kekalahan,” ujar Toni. Dilansir dari detik.com.

Sebelumnya, Mardani memberikan pernyataan itu sambil menanggapi soal rekonsiliasi. Ia kemudian meminta antarkubu tak perlu saling sahut karena pemilu sudah selesai. Bahkan ia pun berhenti menyerukan tagar 2019GantiPresiden, istilahnya ‘mengharamkan’.

“Contoh nih saya dikenal penggagas hashtag 2019GantiPresiden. Per 13 April saya sudah mengharamkan diri tidak boleh teriak lagi ganti presiden. Sudah selesai. Kenapa? Karena itu sudah hari terakhir kampanye. Sekarang apalagi, sudah selesai kompetisinya. Kita kembali normal,” ujar Mardani di kompleks DPR, Jakarta, Jumat (3/5).

Sebelumnya jubir BPN Prabowo-Sandi Andre Rosiade sangat menyayangkan pernyataan Mardani tersebut. Menurutnya jangan mentang-mentang sudah terpilih justru melemahkan motivasi relawan yang masih menjaga suara dilapangan.

“Jadi jangan sampai kita bikin pernyataan karena kita mentang-mentang terpilih habis itu kita tenang-tenang saja. Lalu kita tidak memberikan motivasi kepada pendukung dan relawan yang berjibaku di bawah gitu loh, yang menjaga nggak pulang berhari-hari dari TPS sampai kecamatan, pindah lagi ke kabupaten,” sambungnya. (TIM)

Baca juga  Kadoi Presiden RI Kapal Rezim Oligarki Berujung Represifitas Aparat dan Pembungkaman Hak Menyampaikan Pendapat
- Advertisement -

Artikel Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru