email : [email protected]

24.8 C
Jambi City
Saturday, November 23, 2024
- Advertisement -

Cerpen: Gadis Nadir Bersimbah Kirana Kartika (Bagian 4)

Populer

Penulis: Ghina Syauqila

Kaluna. “Enak banget ya, kalian sudah lulus dan punya pencapaian! Memang sial banget aku punya dosen pembimbing kayak Pak Edo. Sudah hampir empat belas semester tapi skripsiku tak kunjung diterima! Jijik banget, pak tua bau tanah kayak gitu banyak banget tingkahnya. Tapi kemarin waktu aku ke ruangannya untuk memintanya menerima skripsiku, ia justru memintaku menari semi striptis di sana. Jadi aku lakukan dan, ya! Seperti yang dapat kalian duga, ia menerima skripsiku! Hahaha. Akhir bulan nanti aku sidang~ Datang ya, Guys!”

Itu semua kan, karena kau tidak pernah becus mengerjakan skripsi, Bodoh! Kau saja menyewa jasa joki untuk mengerjakan skripsi. Memang pada dasarnya isi otak sudah kosong, disuruh menari striptis pun mau-mau saja karena tak mampu berpikir panjang. Sudahlah otak rusak, harga diri juga rusak.

Tapi mereka berempat, sama sekali tak memperlihatkan tampang berdosa. Justru teramat bangga dengan pencapaian-pencapaian itu, seakan-akan mereka telah berhasil menggapai surga tertinggi.

Ya. Selamat. Kalian memang berhasil. Berhasil memenangkan impian-impian itu dengan mengendarai kenistaan, kehinaan, kebejatan. Tidak hanya itu. Selamat, kalian berhasil mengantongi tiket jaminan masuk neraka dan memeroleh semua fasilitas di dalamnya.

Elea berbeda. Ia belum pernah menerima panggilan wawancara dari tempat kerja manapun, padahal mungkin sudah puluhan ia lamar. Padahal pula, IPK-nya terbaik seangkatan. Pengalaman organisasinya seabrek. Rekam jejak prestasinya panjang. Lalu kemarin naskahnya ditolak. Naskah yang saat ini ia tulis pun tak kunjung selesai. Elea benci dirinya. Dirinya yang ia anggap tak bisa apa-apa selain hanya berjuang dan berdoa.

Telah dua hari Elea mogok makan. Ia enggan keluar kamar juga menolak berbicara dengan siapapun, termasuk ayah dan ibunya. Alhasil, makanan, tiga kali sehari, sarapan, makan siang, dan makan malam hanya diletakkan sang ibu di depan pintu kamarnya karena rayuan dan bujukan apapun dari depan pintu tak membuahkan hasil. Makanan tersebut diambil atau tidak pun tergantung suasana hati Elea. Jika sedang lapar, ia makan. Jika tidak, makanan itu akan dibiarkan mendingin dan mengeras hingga waktu bergulir dari pagi ke siang, siang ke sore, sore ke malam, atau malam ke pagi.

Baca juga  Cerpen: Gadis Nadir Bersimbah Kirana Kartika (Bagian 3)

Pasca lulus kuliah, sehari-hari Elea menulis. Membentangkan imajinasi seluas-luasnya. Menciptakan tokoh-tokoh fiktif dan membangun karakterisasi sebaik-baiknya. Merajut plot. Merenda konflik. Menghiasinya dengan taburan bumbu-bumbu estetika. Menyeduh serta menuangkan rasa dan asa. Hidup dan bernapas di ruang imajinya sambil merawat dan membesarkan tokoh-tokohnya adalah kebahagiaan tersendiri untuknya, khusus dan istimewa, yang tak akan dapat digantikan oleh apapun.

- Advertisement -

Artikel Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru