email : [email protected]

25 C
Jambi City
Friday, November 22, 2024
- Advertisement -

DIGITALISASI PENYULUHAN PERTANIAN, KESIAPAN SOFTWARE DAN HARDWARE (BAGIAN II)

Populer

Oleh : Hendri. Y

(Penulis merupakan Widyaiswara BPP Jambi Kementan RI sekaligus Ketua Umum KA KAMMI Provinsi Jambi)

Keberhasilan program digitalisasi ini sangat tergantung dari kesiapan software dan hardwarenya. Artinya kesiapan penyuluh dan perangkat-perangkat yang ada didunia penyuluhan pertanian untuk mendigitalisasi penyuluhan pertanian.

Berdasar data jumlah penyuluhan pertanian di Indonesia sebanyak 44 ribu orang, sementara wilayah desa yang berbasis pertanian sebanyak 72 ribu desa (data BPPSDMP) tahun 2017. Hal ini mencerminkan betapa tidak seimbangnya pengelolaan penyuluhan pertanian selama ini, artinya ada satu penyuluh yang mencover dua desa.
Kondisi tersebut sekaligus menjadi peluang untuk menutupi ketimpangan yang ada, maka program digitalisasi menjadi mutlak untuk dilaksanakan.

Untuk menutupi ketimpangan yang terjadi, seorang penyuluh mesti mampu mengupgrade pengetahuan, sikap dan keterampilannya (PSK), khususnya dalam menguasai teknologi informasi. Sebab kecepatan perubahan dunia digital harus diimbangi dengan kecepatan adaptasi terhadap kemajuan tersebut. Maka diperlukan rumusan yang ideal bagaimana teknik untuk mengupgrade “PSK” secara cepat agar tidak tertinggal dengan cepatnya kemajuan teknologi informasi. Disinilah pentingnya metode speed learning, dimana seorang penyuluh ditutut agar cepat menyesuaikan diri dan belajar lebih giat.

Kesiapan software berupa human dignity, awareness, dan behavior serta kesiapan mindset menjadi kebutuhan yang sangat mendesak untuk saat ini. Artinya penyuluh sebagai owner harus juga siap menjadi user atas arus teknologi informasi ini, sehingga disaat berhadapan dengan petani atau masyarakat sudah siap PSK nya.

Jika software nya sudah siap, maka langkah berikutnya adalah menyiapkan perangkat kerasnya yakni peralatan yang diperlukan guna mendukung proses digitalisasi penyuluhan pertanian ini. Diantara perangkat hardware yang diperlukan antara lain, handphone yang berkapasitas besar, minimal mampu mendukung untuk proses multimedia. Kemudian peralatan di BPP berupa jaringan wifi, serta peralatan komputerisasi yang standar.

Baca juga  KABUPATEN KERINCI TENGAH KEMBANGKAN VARIETAS CABE LOKAL DENGAN NAMA "LOKER"

Adanya daya dukung hardware yang memadai akan memudahkan penyuluh dalam menyampaikan teknologi maupun informasi terkini kepada petani serta menyampaikan laporan kinerja kepada instansinya.

Kedua hal itu diperlukan yakni kehandalan software dan keunggulan hardware mengingat teknologi utama revolusi 4.0 tersebut berupa basis internet (internet of things), super komputer (artificial inteligence), kendaraan tanpa pengemudi (human – machine interface), teknologi robotik (smart robotic) serta teknologi multimedia. Maka tuntutan era ini adalah kecepatan dan kreativitas. Dukungan lahan, tenaga kerja dan potensi sumber daya alam yang selama ini menjadi tumpuan kini tidak lagi menjadi hal yang utama. Karena kehadiran komponen teknologi tersebut memang telah mentransformasi sebagian besar dunia pertanian dalam berinteraksi sehingga akan mengarah pada efisiensi usaha dan peningkatan daya saing produk pertanian.

Kecendrungan selama ini hanya terbatas pada pendekatan produksi dan produktivitas. Program – program pertanian lebih kepada based oriented, dimana pemerintah selalu terkonsentrasi pada peningkatan produksi dan produktifitas. Bantuan-bantuan yang diberikan sebagian besar pada sector budidaya. Sementara usaha untuk menyentuh peningkatan nilai tambah dan usaha hilir masih sangat sedikit. Oleh sebab itu, upaya untuk mensinkronisasikan antara kondisi yang kini ada dilapangan dengan tantangan kedepan yang akan semakin komplek diperlukan kehandalan software dan keunggulan hardware. Penyuluh adalah kunci untuk masalah ini. (bersambung)

- Advertisement -

Artikel Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru