Oleh: Ghina Syauqila
Jika hari ini ada seseorang yang datang kepadamu, lalu bertanya.
“Apa yang sudah kamu capai sejauh ini?”
“Bisa kamu ceritakan tentang dirimu?”
“Bagaimana keseharianmu?”
Akankah pendar binar tumpah ruah di manik matamu, disusul bibir yang perlahan melengkungkan senyum rekah, atau justru mengerucutkan tubuh ke tengah, mengerutkan dahi, dan menyengir seraya menggaruk kepala?
Self. Satu terjemahan—yaitu ‘diri’, namun memangku ribuan makna. Tatkala seseorang membubuhi kata ‘kamu’ dalam kalimatnya padamu, itu artinya ia tidak sedang hanya bicara padamu, namun juga bicara tentangmu. Seringkali kita mendengar:
“Kamu nanti waktu kuliah mau pilih jurusan apa?”
“Hobi kamu apa aja?”
“Kamu hebat banget.”
“Kamu kok gini?”
“Kenapa sih, kamu jadi seperti itu?”
“Ckck, kamu benar-benar, deh!”
“Menurut kamu gimana?”
Dan ribuan kalimat dengan kata ‘kamu’ yang tersemat di dalamnya. Pun ‘kamu’ merujuk pada dirimu. ‘Diri’ pun tak hanya menjelaskan tentang raga, fisik, atau yang terlihat oleh mata—namun lebih dari itu, definisi ‘diri’ amatlah kompleks.
Dalam ilmu psikologi, barangkali ada istilah tentang ‘diri’ yang sering, pernah, atau asing kita dengar, seperti self-esteem, self-acceptance, self-concept, self-awareness, dan puluhan predikat self lainnya. Seluruhnya adalah unsur-unsur yang menyusun self, namun masing-masing memiliki makna spesifik yang mendalam. Self-esteem, berbicara tentang bagaimana seseorang mampu menghargai keseluruhan dirinya secara utuh. Self-acceptence berkaitan dengan penerimaan seseorang atas dirinya sendiri. Self-concept, ialah bagaimana seseorang mengonsepkan dan mendefinisikan dirinya sendiri dalam perihal tidak sama dengan diri orang lain, apakah secara positif, atau justru negatif. Sedangkan self-awareness merupakan kesadaran seseorang atas dirinya secara universal, seperti kelebihan dan kekurangannya, potensi, keterampilan yang dimiliki, bagaimana dirinya, dan lain-lain.
Pertanyaannya, sudahkah kita mengenal diri sendiri? Apabila ketika kamu membaca pengertian singkat dari self-esteem, self-acceptance, self-concept, dan self-awareness di atas, kamu membayangkan dirimu sendiri, dan secara tidak sengaja atau tidak sadar mengartikan bagaimana dirimu sendiri jika dikaitkan dengan keempat unsur self di atas, lalu kamu tanpa ragu mengakui dirimu seperti itu, selamat, itu artinya kamu sudah cukup atau sudah sangat mengenal dirimu sendiri. Akan tetapi, jika masih ada keragu-raguan di hatimu saat memikirkan bagaimana kamu menghargai diri sendiri, atau apakah kamu telah menerima diri sendiri, sadar akan potensi diri, atau seperti apakah kamu menggambarkan dirimu, tidak apa-apa. Jangan berkecil hati. Kamu sedang berproses dan sedang berada dalam perjalanan pencarian jati diri untuk mengenal dirimu sendiri secara utuh, maka jalanilah dengan maksimal dan positif—karena bagaimana prosesmu saat ini, sangat mencerminkan seperti apa jati dirimu nantinya.