Oleh: Raja Alfa Rizy Lubis*
Oerban.com – Sebagai mahasiswa magang di Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jambi, saya melihat bahwa penyusunan rancangan awal Rencana Strategis (Renstra) bukan hanya sebatas kewajiban administratif, melainkan momentum penting untuk membangun arah baru pengembangan sektor industri dan perdagangan di Provinsi Jambi. Renstra harus menjadi peta jalan yang berorientasi pada data, terbuka terhadap evaluasi, dan mampu menjawab tantangan sektoral secara tepat dan terukur.
1. Analisis Capaian Kinerja Sektoral
Penguatan Renstra dimulai dari evaluasi capaian kinerja jangka menengah dan pendek. Data realisasi program, pencapaian indikator kinerja, serta efektivitas pelaksanaan kegiatan perlu dianalisis secara objektif. Dengan baseline tersebut, arah kebijakan ke depan akan lebih realistis, terukur, serta mampu memperbaiki titik lemah program yang sebelumnya belum optimal.
2. Identifikasi Permasalahan dan Isu Strategis
Sektor industri dan perdagangan kini berhadapan dengan dinamika pasar yang semakin kompetitif, tantangan digitalisasi, perkembangan IKM, hingga keterbatasan akses informasi publik. Identifikasi persoalan seperti ini menjadi krusial dalam penyusunan Renstra agar kebijakan tidak hanya responsif, tetapi juga visioner. Renstra perlu menempatkan permasalahan strategis sebagai fondasi perumusan program agar solusi yang dihadirkan tepat sasaran.
3. Sinkronisasi Dokumen dan Kerangka Perencanaan
Renstra yang kuat menuntut sinkronisasi dengan dokumen perencanaan lain seperti RPJMD, kebijakan nasional, dan data ekonomi sektoral. Tanpa keterkaitan yang jelas, arah kebijakan mudah tumpang tindih dan kurang efektif. Karena itu, penelaahan dokumen harus dilakukan secara mendalam agar visi, misi, tujuan, dan sasaran pembangunan industri perdagangan berada dalam jalur yang selaras dan terintegrasi.
4. Pemahaman Komprehensif Proses Penyusunan Renstra OPD
Saya melihat bahwa penyusunan Renstra idealnya memuat tahapan yang jelas mulai dari penentuan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program, indikator kinerja hingga pagu anggaran. Semua unsur ini harus dirumuskan secara transparan serta didukung data kuantitatif dan kualitatif sebagai dasar pertimbangan. Renstra yang baik tidak boleh hanya menjadi dokumen rutin lima tahunan, namun harus menjadi instrumen manajerial yang hidup, evaluatif, dan dapat diadaptasi.
Sebagai bagian dari lingkungan kerja Disperindag Provinsi Jambi, saya memandang bahwa Renstra mendatang perlu memperhatikan:
- Pemanfaatan data kinerja sebagai dasar penetapan target dan indikator.
- Penguatan transparansi dan keterbukaan informasi publik.
- Sinkronisasi kebijakan antar-dokumen dan lintas pemangku kepentingan.
- Perumusan visi, misi, sasaran dan indikator kinerja yang realistis dan terukur.
- Proses penyusunan yang melibatkan pelaku IKM, akademisi, stakeholder perdagangan, serta masyarakat.
Renstra bukan sekadar dokumen perencanaan, melainkan arah langkah besar Disperindag Provinsi Jambi dalam membangun daya saing industri dan perdagangan daerah. Sebagai mahasiswa magang, saya berharap agar penyusunan Renstra dapat menjadi ruang pembaharuan yang lebih data-driven, akuntabel, kolaboratif, dan berorientasi hasil. Saya siap mendukung proses penyusunan tersebut melalui riset, pengumpulan data, maupun analisis kebijakan yang diperlukan.
Inilah kontribusi kecil saya, berharap menjadi bagian dari perubahan yang lebih besar untuk Jambi yang lebih maju.
*Penulis merupakan Mahasiswa Ilmu Pemerintahan UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
