Kota Jambi, Oerban.com – Rasa lelah yang sering muncul saat melakukan online meeting di sebut zoom fatigue. Ketika WFH, para pekerja banyak melakukan virtual meeting atau video conference dirumah masing-masing, hal itu demi kelancaran pekerjaan (11/07/2020)
Pertemuan itu banyak dilakukan lewat aplikasi online meeting, Zoom. Kegiatan video conference ini lebih sering dilakukan dibanding sebelum pandemi virus corona. Ledakan penggunaan video call yang besar itu mengakibatkan kelelahan atau istilahnya Zoom fatigue.
Zoom fatigue merupakan kelelahan sekaligus dan rasa gelisah yang timbul akibat terlalu sering melakukan virtual meeting. Meskipun dinamakan Zoom fatigue, gejala ini juga berlaku untuk platform online meeting lainnya seperti Google Meets, Skype, juga FaceTime.
Berdasarkan laporan CNBC, pengguna harian layanan video conference mengalami lonjakan sangat besar dari 10 juta pengguna pada Desember 2019 menjadi 200 juta pengguna pada Maret 2020. dilansir dari detik.com.
Pengguna harian layanan video conference mengalami lonjakan sangat besar, yakni 200 juta pengguna pada Maret 2020.
Dilansir dalam laman Health.com, menurut Wakil Ketua American Psychological Association Brian Wind, alasan mengapa obrolan lewat video conference lebih melelahkan dibanding tatap muka langsung karena kita harus bekerja lebih keras menafsirkan komunikasi nonverbal.
Sebab, ketika berinteraksi secara langsung, seseorang tidak hanya mendengar suara dan melihat wajah mereka, tapi juga komunikasi nonverbal seperti gerakan tangan, gerakan tubuh, dan lainnya.
“Ini menekankan pikiran dan menghabiskan banyak energi, itulah sebabnya kamu mungkin merasa lelah atau stres setelah melakukan panggilan Zoom yang lama,” kata Brian yang juga menjabat asisten profesor di Departemen Psikologi Universitas Vanderbilt.
Ketika berada di Zoom atau platform video conference lainnya, otak harus bekerja keras memproses setiap informasi, terlebih komunikasi nonverbal.
Sementara itu Diana Dekan California School of Forensic Studies di Alliant International University menyebutkan, penyebab lain Zoom fatigue adalah pengalaman melihat diri sendiri di layar. Hal yang biasanya tidak dilihat ketika berinteraksi secara langsung.
“Ini menciptakan perasaan berada seperti di atas panggung dan sering disertai paksaan untuk tampil, yang juga membutuhkan lebih banyak energi daripada interaksi sederhana,” ucapnya.
Untuk mengatasi Zoom fatigue, Brian menyarankan agar mematikan fitur kamera serta berfokus pada suara. Hal ini akan menghentikan kamu mencari sekaligus menonton orang yang berbicara sehingga otak tidak harus bekerja keras.
Tim Redaksi