Oleh: Fahri Hamzah
Perginya mantan aktifis dari KPK dapat dimengerti karena ada perbedaan konsep “independen” di antara mereka. Sebagai rakyat kita menyimak cara lembaga itu bertransformasi menjadi lembaga koordinasi pencegahan dan penindakan pemberantasan korupsi. Saya sih optimis mereka bisa.
Saya gak mau lagi buka borok masa lalu KPK yang busuk. Pertama saya bukan pejabat publik dan kedua biarkan KPK memperbaiki diri dari dalam. Saya percaya KPK sekarang diawasi oleh tokoh-tokoh berkelas moralnya. Mereka pasti sedang bekerja keras dan menyadari tugas transformatif ini.
Kelima “tokoh besar” anggota Dewan Pengawas KPK:
1. Artidjo Alkostar (Mantan Hakim MA)
2. Albertina Ho (Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Kupang)
3. Syamsuddin Haris (Peneliti LIPI)
4. Harjono (Mantan Hakim MK)
5. Tumpak Hatarongan Panggabean (Mantan Wakil Ketua KPK 2003-2007).
Sabarlah teman-teman, pemberantasan korupsi kayak nguber maling jemuran itu salah. Korupsi adalah kejahatan otak. Pemberantasan korupsi pakai otot gak bakal sampi ke mana-mana. Hanya tim hore yang senang. Negara gak dapat apa-apa kecuali keributan. Penegakan hukum perlu konsep.
Kritik saya pada KPK sudah sejak 2006. Belasan tahun saya berdiri meyakinkan semua orang. Pidato, seminar, ceramah dan bedah buku saya di mana-mana. Dan saya tidak bisa berubah oleh apa yang saya mengerti sebagai sumber keyakinan. Dan setiap hari ia menjadi sumber keyakinan.
Percayalah, KPK adalah lembaga publik. Dia akan terus bekerja di ruang publik yang transparan. Saya percaya di dalamnya banyak kebaikan. Saya percaya mereka akan mengatasi semua persoalan. Asalkan terus kita perbaiki dan dibawah pengawasan.
KPK masih memiliki kewenangan yang besar. Dipimpin dan diawasi oleh “orang besar tadi” saya percaya KPK akan mengubah dirinya menjadi dirigent pemberantasan korupsi seperti negara-negara yang juga mengalami perubahan. Kita mencontoh Korea Selatan. Sebelumnya mereka ribut gak karuan.
Jadi, bagi yang mengharapkan KPK juga ribut macam LSM pencitraan ya gak bisa lagi. Sekarang mereka bekerja dengan kekuatan dukungan sistem negara yang lengkap. Ada auditor seperti BPK dan BPKP, ada penegak hukum seperti polisi, jaksa dan pengadilan, juga lawyer. Lengkap.
KPK sekarang dituntut untuk membangun sinergi dan kekompakan. Dulu KPK didorong keluar dari sistem menyempal dan oposisi. Itu salah. Itu kekeliruan. Ini negara kesatuan. Semua harus dalam satu komando satu perjuangan. Dan sistem pemerintahan adalah komando perjuangan.
Jadi,
Mari berikan waktu kepada KPK. Anak-anak bangsa di dalamnya adalah orang-orang yang punya integritas moral. Ribuan jumlahnya. Saya percaya mereka sedang berbuat yang terbaik bagi sebuah bangsa yang bersih dari korupsi ke depan.
Twitter @fahrihamzah.