Jambi, Oerban.com – Poros baru negara adidaya sedang dalam proses, negara itu China, Rusia dan Turki (CIROSKI), hal ini terlihat makin mesranya hubungan ketiga negara dalam menghadapi isu-isu yang ada. (23/11/2020)
China sedang berupaya menjadi nomor satu, mengalahkan dominasi Amerika diberbagai bidang. Dalam pertumbuhan ekonomi, China tepat berada dibawah Amerika, dengan tingkat pertumbuhan sebesar 6%, rencana terstruktur ini berhasil.
Saat ini PDB negara China sebesar US$ 13,1 triliun, dengan prediksi ditahun 2032 China akan menjadi ekonomi nomor satu di dunia.
Sementara dalam bidang militer, China diurutan ketiga dibawah Amerika dan Rusia.
Penguasaan wilayah terlihat jelas dalam peta pengembangan hegemoni dan pengaruh, dimana China mengelontorkan sejumlah besar investasinya di beberapa negara, terutama negara-negara Afrika.
Bisnis minyak, gas, dan sumberdaya alam lainnya menjadi fokus utama. Sinopec Group dan China National Petroleum Corporation
telah menanamkan sahamnya untuk mengeskplorasi sumber energi tersebut.
Sinopec Group dilaporkan mencetak pendapatan sebesar US$455,499 miliar atau sekitar Rp6.440 triliun.
Sementara China National Petroleum Corporation, dilaporkan mencapai US$428,62 miliar atau sekitar Rp6.064 triliun.
Kedigdayaan China tidak sampai dibidang perburuan sumber-sumber energi, kini beberapa perusahaan teknologi informasi China semisal Huawei menjadi pesaing utama microsoft dan apple.
Selain China, Rusia juga tengah membangun infrastruktur terutama dibidang militer, Rusia telah melakukan lompatan besar, dengan mengembangkan berbagai infrastruktur senjata baru.
Pada tahun 2018, Kementerian Keuangan Rusia mempublikasikan anggaran pertahanannya sampai dengan tahun 2020. Melihat dari publikasi tersebut, beberapa akademisi RAND memproyeksikan anggaran pertahanan Rusia akan bertahan sampai dengan tahun 2025.
RAND memperkirakan, pengeluaran untuk pertahanan diproyeksikan akan meningkat menjadi 46.5 dolar AS di tahun 2025.
Dikutip dari Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), pengeluaran militer di tahun 2019 mencapai 4.2 triliun Ruble atau 65.1 miliar dollar AS. Angka ini naik jika dibandingkan tahun 2018 yaitu 61.4 miliar dollar AS.
Pengembangan rudal S-400 sebagai sistem pertahanan udara disinyalir mampu merontokkan pesawat F-35 milik Amerika, sebuah pesawat hypersonik terbaru dan tercanggih.
Setali tiga uang, Turki juga tidak mau kalah, dengan pertumbuhan ekonomi, dimana tingkat PDB negaranya mencapai mencapai 1,04 triliun lira Turki (USD153,18 miliar) pada periode April-Juni, menurut laporan Badan Statistik Turki (TurkStat).
PDB yang tinggi telah merubah Turki sebagai pemain utama dikawasan Mediterania. Turki bahkan mampu melunasi semua hutang negaranya kepada IMF.
Bahkan, kini Turki menjadi salah satu negara yang memberikan pinjaman dana pada IMF serta beberapa negara, terutama negara-negara Afrika.
Tidak disitu saja, Turki juga membangun kerjsama yang kuat dengan negara terkaya di dunia yakni Qatar.
Selain pertumbuhan ekonomi yang signifikan, Turki juga tengah mengembangkan sistem pertahanan dan senjata militernya.
Belanja negara untuk penguatan pertahanan ini berkisar meningkat menjadi 2.2088 USD Juta pada 2018 dari 17824 USD Juta pada 2017, menurut laporan SIPRI.
Anggaran belanja yang sangat besar itu dikatakan Erdogan untuk kemakmuran rakyat Turki.
Erdogan mengatakan bahwa mereka akan terus mengembangkan sistem pertahanan negaranya baik darat, laut dan udara.
Turki resmi membuka Space Technologies and Advanced Technologies Research Center, Explosive Chemicals Raw Material Manufacturing Plant, Roketsan.
“Di pusat penelitian ini, kami mengerjakan teknologi masa depan, seperti senjata kecil, sistem hipersonik dan laser dan senjata energi terarahkan yang mengggunkan teknologi elektromagnetik,” jelas Erdogan.
Tiga negara tersebut yang dilapangan kadang berbeda, tapi mempunyai mimpi yang sama untuk menjadi negara adidaya baru.
Penulis : Tim Redaksi