email : [email protected]

29.1 C
Jambi City
Friday, November 22, 2024
- Advertisement -

60 PERSEN WARGA PERANCIS TIDAK SUKA EMMANUEL MACRON

Populer

Paris, Oerban.com – 60 persen penduduk Prancis tidak senang dengan Macron, rilis sebuah survei. Tidak hanya Macron, Perdana Menteri Jean Castex juga tidak disenang oleh warganya, sebuah survei online baru terungkap. (21/12/2020)

Survey yang diselenggarakan oleh French Institute of Public Opinion (IFOP), dengan total responden 1.936 orang berusia 18 tahun ke atas berpartisipasi dalam survei.
Menurut survei tersebut, 60% orang menyatakan tidak puas dengan Macron, yang saat ini menjalani karantina akibat virus corona. Sebanyak 59% menyatakan tidak puas dengan Perdana Menteri Castex.
Pada hari Kamis, kantor kepresidenan Prancis mengatakan bahwa Macron dinyatakan positif COVID-19.
Istana Elysée mengumumkan perkembangan terbaru dan mengatakan presiden melakukan tes PCR, setelah mengalami gejala COVID-19 ringan.
Survei tersebut juga menunjukkan bahwa popularitas Macron turun tiga persen menjadi 38% pada Desember. Popularitas perdana menteri turun dua persen menjadi 37%.

Seorang demonstran tengah membawa bendera Nazy dengan foto Macron [sumber foto : AP]
Survei lain yang dilakukan pada November juga menunjukkan bahwa tujuh dari 10 orang Prancis di negara itu tidak mempercayai pemerintahan Macron dalam memerangi pandemi. Survei tersebut juga menemukan langkah-langkah pemerintah untuk memerangi epidemi “tidak konsisten”.
Sementara dilain sisi Perancis tengah agresif bergerak menuju politik sayap kanan kata pengamat politik pada konferensi yang ditutup pada Jumat malam.
“Negara semakin tidak demokratis,” kata John Esposito, dari Universitas Georgetown yang berbasis di AS, saat berpidato di konferensi tentang Pemerintahan dan Otoritas Politik di Dunia Muslim, yang diselenggarakan oleh Pusat Islam dan Urusan Global yang berbasis di Istanbul ( CIGA).
“(Presiden Emmanuel) Macron bergerak ke kanan karena dia memiliki tingkat persetujuan 38% dan dia tahu (politik sayap kanan) sangat kuat di Prancis dan dia mencoba untuk mengkooptasi mereka dengan bergerak melawan komunitas Muslim di negara itu. , “kata Esposito mengacu pada insiden baru-baru ini di Prancis.
 
Sumber : Daily Sabah
Penulis : Tim Redaksi

Baca juga  Prancis Melarang Penggunaan Twitter dan TikTok di Telepon Kantor Pegawai Negeri
- Advertisement -

Artikel Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru