email : [email protected]

25 C
Jambi City
Friday, November 22, 2024
- Advertisement -

PENYULUH DORONG PETANI KABUPATEN BUNGO RAUP UNTUNG BERKALI-KALI DENGAN SISTEM TUMPANG SARI

Populer

Muaro Bungo, Oerban.com – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) terus mendorong dan memacu jajaran di Kementan untuk meningkatkan produktivitas lahan dengan mengoptimalkan penggunaan lahan. Tujuannya agar pangan Indonesia tetap aman dan terjaga melalui teknologi tumpang sari.
Senada dengan Mentan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertaniann (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menandaskan untuk memperkuat ketahanan pangan, pemanfaatan lahan  dapat dioptimalkan dengan melakukan intercroping/tumpang sari.
Dalam arahanya Dedi Nursyamsi juga menghimbau kepada penyuluh dan petani sebagai garda terdepan pertanian diminta selalu siap untuk tetap berproduksi di tengah kondisi pendemi covid dengan tidak mengabaikan protokol kesehatan untuk mengantisipasi penyebaran Covid.
Menyambut arahan Mentan dan Ka Badan BPPSDMP Balai Penyuluh Pertanian Muko-Muko Bathin VII Kabupaten Bungo mendampingi petani wilayah binaannya untuk melakukan sistem tanam tumpangsari. Tumpangsari adalah salah satu metode dalam dunia pertanian yang melibatkan atau memadukan dua atau lebih  jenis tanaman  dilahan yang sama dalam waktu bersamaan atau hampir bersamaan.
Surmila Dewi,SP Penyuluh pertanian BPP Muko-Muko Bathin VII senantiasa mendampingi petani wilayah binaannya yang sedang memanen kacang tanah yang merupakan tanaman kedua dari tumpangsari dengan komoditas jagung dan kacang tanah. Panen kacang tanah berlangsung di kelompok tani Tanjung Sakti Desa Tebat Kecamatan Muko-Muko Bathin VII Kabupaten Bungo dengan Ketua Kelompok Tani Ibu Siti Khadijah. Kacang tanah yang ditanam merupakan varietas lokal di luasan panen 0,5 ha dengan produktivitas 0,75 ton/ha.
“ Dengan menggunakan sistem tumpangsari ini memberikan untung double kepada petani karena sekali tanam mendapatkan 2 komoditas untuk dipanen.” Kata Mila. “ Selain itu budidaya dengan tumpangsari petani mendapat hasil yang maksimal meskipun di lahan sempit dan panen berkali-kali alam waktu yang dekat dengan jenis tanaman yang berbeda. Bertani dengan sistem tumpang sari bisa menghemat biaya pengolahan lahan, pemupukan dan hemat tenaga serta waktu.” Tambah Mila
Siti Khadijah juga mengungkapkan nilai jual kacang tanah yang dipanennya dijual dengan harga Rp 12.000 /kg. “ Keuntungan dari hasil jual juga bisa didapatkan dengan lebih. Karena setiap tanaman nilai jualnya berbeda. Selain itu menekan resiko kerugian. Karena hasil jual setiap jenis tanaman saling menguntungkan.” Jelas Siti.

Baca juga  Kenalkan Anak Pada Dunia Pertanian, TK Al-Amin Melakukan Kunjungan Agroeduwisata di Bapeltan Jambi

Penulis: Yunisa TS

Editor: Renilda PY

- Advertisement -

Artikel Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru