Muaro Jambi, Oerban.com – Kementerian Pertanian Republik Indonesia di bawah kepemimpinan Sahrul Yasin Limpo, berkomitmen menindaklanjuti arahan Presiden Jokowi menciptakan berbagai peluang bisnis berbasis agro, tidak kurang 100 Agro Edu Wisata diharapkan dapat dibangun ditahun 2020. (23/12/2020)
Agro Edu Wisata menjadi penting, diantaranya sebagai alternatif upaya diversifikasi atau pemulihan perekonomian dampak covid-19, sebagai proses pembelajaran dan penumbuhan kecintaan terhadap sektor pertanian, dapat dikembangkan oleh siapapun dengan mengedepankan setiap budi daya baik tanaman hortikultura, perkebunan, tanaman pangan, hingga peternakan, dan perikanan.
Budidaya tanaman yang baik harus didukung oleh kandungan unsur hara dan kesuburan tanah. Sesuai dengan arahan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi yang menyatakan penggunaan lahan kurang subur dan marjinal, harus ditingkatkan kesuburan tanah. Tentu saja pemupukan dengan memperhatikan keseimbangan antara pupuk anorganik dan organik. Sebab jika memberikan pupuk anorganik saja, hanya akan meningkatkan kesuburan kimia tanah semata. Sedangkan kesuburan fisik tanah akan tetap rendah dan bahkan kesuburan biologi tanah akan tertekan. Pemberian pupuk organik memperbaiki kesuburan biologi juga meningkatkan kemampuan tanah menyediakan air dalam tanah.
Balai Pelatihan Pertanian Jambi sebagai salah satu UPT BPPSDMP Kementan mendukung program kementan dalam pengembangan kawasan Agroeduwisata dengan menjaga keberlangsungan tanaman baik hortikultura, pangan, dan perkebunan dan sarana praktek agar tetap prima dan tumbuh subur. Salah satu Upaya yang dilakukan dengan melakukan pemupukan dengan teknologi biopori. Biopori adalah lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah dengan diameter 10 cm dan kedalaman 100 cm.
Pemupukan dengan biopori ini dilakukan di lahan hortikultura diantaranya tanaman durian, manggis dan buah naga. Lubang biopori yang dibuat di sekitar tanaman 3-4 lubang dan disamping diisi bahan organik, ditambahkan pupuk kandang dan pupuk anorganik sehingga kompos yang dihasilkan lebih baik kuantitas dan kualitasnya. Adanya peningkatan jumlah kompos dalam tanah berkorelasi positif terhadap ketersedian air tanah karena kompos memiliki Water Holding Cavasity (WHC) atau memegang air 5-10 kali dari bobot keringnya serta peningkatan kesuburan kimia, biologi dan fisik tanah.
Walaupun Bapeltan jambi berada di wilayah tanah PMK (Padzolik Merah Kuning) yang memiliki sifat Ph rendah kemampuan memegang airnya rendah dengan tingkat kesuburan rendah. Penerapan teknologi biopori di lahan praktek Bapeltan Jambi diharapkan dapat meningkatkan keseburan tanah dan ketersediaan air tanah serta pertumbuhan akar lebih baik sehingga tanaman lebih siap menghadapi kondisi kemarau maupun kondisi abnormal lainnya.
Penulis : Yunisa. TS
Editor : Tim Redaksi