Jakarta, Oerban.com – Wakil Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, Adi Hidayat menegaskan bahwa semua utusan Allah dari Nabi Adam hingga Nabi Muhammad beragama Islam. Pasalnya, semua pembawa risalah tauhid ini tunduk dan patuh terhadap perintah Allah. Bahkan mereka memiliki manhaj yang serumpun, yaitu diperintahkan untuk menaati aturan Allah yang sesuai dengan kapasitas hamba-Nya.
“Tidak mungkin Allah memberikan suatu pedoman, perintah, dan petunjuk yang hamba-Nya tidak mampu untuk melakukannya. Karena itu dalam Al Quran ditegaskan bahwa Allah tidak akan membebani umat-Nya melainkan sesuai dengan kesanggupannya,” ucap Adi Hidayat dalam acara Pengajian Ramadan 1444 H yang diadakan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, pada Sabtu (25/3/2023).
Dalam upaya menjalankan perintah Allah tersebut, memang terjadi perbedaan dalam tataran praktisnya. Misalnya, sejumlah masyarakat Arab terutama di daratan Afrika tidak bisa mengucap vokal kata “A”. Mereka akan menggantinya dengan vokal kata “E”, sehingga mengucap “Wa ad-Dhuha” yang keluar ialah “Wa ad-Dhuhe”. Perbedaan ini ditoleransi sebagai bagian dari keniscayaan antropologis dan bukti bahwa Islam tidak memberatkan dalam pelaksanaan ibadah.
Contoh lain ketika hendak melakukan sujud dalam salat. Adi Hidayat menjelaskan, telapak tangan dan lutut menjadi dua anggota tubuh yang diperdebatkan mana yang terlebih dahulu hinggap di tempat sujud. Pangkal dari perbedaan ini berasal dari dua hadis riwayat Abu Daud yang hanya berjarak dua nomor. Dua hadis tersebut, yakni bernomor 838 dan 840-841. Adi kemudian menegaskan bahwa baik lutut atau telapak tangan terlebih dahulu tatkala hendak sujud keduanya valid.
Setelah membeberkan dua contoh di atas, Adi Hidayat menerangkan bahwa manhaj ialah hal-hal pokok yang tidak mungkin seorang muslim berbeda paham. Dengan kata lain, Manhaj akan selalu memberikan beberapa pilihan untuk mempraktekkan ajaran Islam. Sedangkan mazhab ialah ketika seorang muslim memilih salah satu pendapat di antara pilihan pandangan yang telah tersedia.
“Mazhab itu tidak mungkin keluar dari manhaj. Jadi, mazhab itu definisinya bukan kelompok. Mazhab itu adalah singkatan dari ma zahaba ilayhi atau apa yang dicenderungi untuk diambil. Karena jika kita lihat sejarahnya, Rasulullah di semasa hidupnya telah mengajarkan semua hal terkait Islam,” terang Adi.
Setelah Rasul wafat, umat Islam berpencar ke empat wilayah besar dan ada 130 sahabat nabi yang berfatwa di berbagai wilayah ini. Adi mengatakan bahwa menjadi hal yang wajar jika umat Islam hanya mengambil salah satu dari empat mazhab yang diajarkan di empat wilayah ini.
“Karena tidak mungkin untuk mengajarkan sekaligus mempraktekkan keempat mazhab sekaligus. Kita harus memilih salah satu, dan ketika kita sudah memilih, itulah yang disebut dengan mazhab,” jelasnya.(*)
Editor: Ainun Afifah