Pada hakikatnya, dalam hidup tidak usah galau, gundah gulana, tetapi hadapilah dengan tenang, sudah pasti ada jalan, setiap kesulitan pasti ada kemudahan, sudah menjadi hukum alam. Allah lah tempat bergantung, artinya serahkan apa yang terkadi pada-Nya, biarkan Allah yang menyelesaikannya. Sangat mudah bagi Allah, tidaklah payah bagi-Nya, cukup dengan kata ‘kun’ maka jadi, kembalilah pada Al-Qur’an
Al-Qur’an ialah penawar, artinya penawar ketika kita galau, diguncang masalah, galau tidak dapat jodoh, galau tidak dapat pekerjaan, galau tidak ada biaya kuliah, galau tiada harta, galau tidak punya apa-apa, galau penyakit tak kunjung sembuh, maka Al-Qur’anlah obatnya, Al-Qur’anlah penawarnya.
“Dan kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian”. (QS. Al-Isra’:82)
Tergelitik dipikiran saya, seakan akan saya sadar, mengapa musik lebih sering didengar ketimbang mendengarkan ayat suci Al-Qur’an?
Padahal Al-Qur’an adalah salah satu obat penawar ampuh yang sudah diberikan oleh Allah Swt. Setiap mendengarkan lantunan ayat suci Al-Qur’an saya merasa qalbu yang keras perlahan-lahan mulai melunak semacam menghilangkan rasa kegundahan, kegalauan, ataupun kesedihan.
Lalu kenapa begitu sebagian orang banyak melampiaskan kesedihan kepada musik? Dikalau dipikir sungguh musik itu tiada manfaatnya, dan tujuannya juga tidak dapat. Maka dari itu kembali kepada Al-Qur’an, semakin membaca dan mendengar pahala kita akan mengalir in syaa Allah juga bisa untuk mengobati seluruh anggota tubuh. Bukankah Al-Qur’an itu akan memberikan syafa’atnya besok dihari kiamat?
Maka IkhwahFillah kembali lah ke Al-Qur’an
(dari berbagai sumber)