email : [email protected]

26.7 C
Jambi City
Friday, November 22, 2024
- Advertisement -

Analia, Potret Anak Berprestasi di Rumah Asuh Izzati Jannah

Populer

Kota Jambi, Oerban.com – Sahabat, di era modern saat ini pendidikan menjadi salah satu pilar yang sangat penting. Bukan hanya menjadikan kita berpengetahuan, tetapi juga dapat menjadi jalan untuk merubah masa depan. Namun, apa jadinya jika orang tua kita tidak mampu membiayai? Inilah yang terjadi pada Analia (16) gadis remaja asal Kabupaten Batang Hari yang saat ini menjadi anak asuh di Yayasan Izzati Jannah Jelutung.

Lahir dari keluarga yang serba kekurangan, Analia, anak pertama dari 5 bersaudara ini sempat putus sekolah selama dua tahun saat SD, yang mengharuskan ia bekerja untuk membantu ayahnya membuat batu bata, mulai dari mencetak hingga menjualnya kepada pembeli.

”Analia tu pengen nian sekolah, tapi bapak dak ada biaya. Sampe kami tu kerjo bantu bapak buat batu bata, nyetaknyo, jemur, bakarnyo sampe dijual lagi ke orang” kata Analia.

Akan tetapi keinginannya untuk bersekolah akhirnya mendapatkan titik temu, meskipun berawal dari cibiran orang namun hal itu yang membuat dia akhirnya tinggal di rumah asuh Izzati Jannah, disana ia mendapat kesempatan untuk melanjutkan sekolah dan belajar bersama.

“Suatu hari ada tetanggo bilang, ih liat tu Nasran goblok nian, anaknyo dak disekolahin, anaknyo mau dijadiin apo. Disitulah bapak nyuruh sekolah, tapi bapak dak ada biaya. Nah, kawannya ada nawarin di tempat bunda ini. Jadi kami diajak tinggal sama bunda, disekolahin dari sini.”

Awalnya Analia ragu untuk tinggal di rumah asuh, namun karena kasihan kepada orang tua dan memikirkan masa depan akhirnya tawaran tersebut ia terima. “pertamo tu dak mau, rasonyo lain bae, tapi karena mikir bapak, dak mau jugo terus-terusan kayak gini, masa iya sama kayak orang tua nasibnya akhirnyo mutusin ikut.”

Baca juga  Kontroversi Alat Kontrasepsi untuk Remaja, Peneliti TII: Harusnya Pemerintah Tingkatkan Pendidikan Kesehatan Reproduksi yang Komprehensif

Saat ditanya apa yang ia rasakan setelah pindah ke rumah asuh, Analia menjawab banyak sekali perubahan. Ia merasa dapat menggali kemampuan yang ia miliki, bahkan ia menjadi salah satu anak asuh yang berprestasi. Ia terpilih menjadi dokter kecil di SD 15 Jambi, ia juga berhasil menjuarai berbagai lomba baca puisi, ceramah, dan cerita rakyat dengan belajar secara otodidak.

Saat ditanya apa cita-citanya, Analia menjawab ingin menjadi dokter. Bahkan, ia pernah berkata pada bapaknya “kakak pengen pakek baju perawat atau baju kesehatan, pengen difoto dan dipajang di rumah supaya orang tuo bangga dengan anaknyo yang sukses. Buktikan kalo kata-kata orang itu salah, setidaknya bisa ambil jurusan semacam itu, bisa dipraktekkan. Soalnya mamak di rumah jugo lagi sakit, jadi nekad nian nyari tentang obat.”

Sahabat, ibu Analia sudah menderita penyakit diabetes sejak mengandung anak ketiga. Ia diurus kedua adiknya di rumah. Masing-masing berusia 5 dan 9 tahun. Admin cukup kaget mendengarnya sahabat, tapi menurut Analia ia dan adik-adiknya sudah biasa melakukan hal itu. Bahkan sejak kelas 3 SD ia sudah membantu mengerjakan pekerjaan rumah sendiri, mencuci di sungai, dan memasak.

Sebagai seorang anak asuh, atau anak panti asuhan seperti yang biasa dikenal masyarakat, ia juga pernah di bully oleh teman-temannya “hu dasar anak panti buruk-buruk”, tapi Analia menjawab, “kami bukan anak panti, kami anak asuhan, kami dididik dak kayak kamu. Kayak gitu, kami pembelaannyo.” Tutur Analia. Namun sejak SMP menurutnya tidak ada lagi yang membully dirinya, teman-temannya pun sudah mengetahui bahwa dirinya merupakan anak asuh. Ia juga menyebutkan bahwa sejak di rumah asuh Izzati Jannah, ia mendapat kasih sayang dan perhatian yang cukup dari ayah dan bunda pengasuh.

Baca juga  Hadiri Sapa Remaja 2024, Ini Pesan Sekda Sudirman

Satu pesan bapaknya yang Analia ingat dan membuat dirinya selalu bersemangat ialah, untuk membuktikan bahwa perkataan orang-orang yang menganggap dirinya tidak punya masa depan adalah salah, dan hal itu selalu ia pegang. “Buktikan nak, perkataan mereka salah, mamak dan bapak memang dak punyo, tapi setidaknyo anak-anaknyo bisa membanggakan”.

Hua sahabat, mengharukan juga ya. Ayo Analia semangat kejar cita-citanya, banggakan orang tua. Juga untuk semua anak yuklah, kita buktikan kalo kita punya masa depan yang cerah.

Editor : Renilda Pratiwi Yolandini

 

 

 

- Advertisement -

Artikel Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru