Kota Jambi, Oerban.com – Ada banyak pembelajaran dalam pengalaman mengasuh seorang anak. Mulai dari masa kehamilan hingga ia tumbuh dewasa, akan banyak cerita yang dikenang oleh para orang tua. Namun, bagaimana dengan anak yang minum susu botol dengan anak yang minum ASI langsung dengan ibunya, apakah akan terhubung secara emosional dengan kadar yang sama meski melalui proses yang berbeda?
Kabar baiknya hal itu bukanlah sebuah masalah. Sama halnya dengan ungkapan umum bahwa melahirkan secara Caesar akan berbeda dengan mereka yang melahirkan secara normal. Proses ini nyatanya tak membuat seorang ibu lantas memiliki rasa kasih sayang yang berbeda, begitu pula dengan cara menyusui.
Dikutip melalui laman healthline.com, seorang penulis bernama Natasa Burton membagikan pengalamannya. Dalam masyarakat umum, atau ilmu kesehatan memang ASI adalah hal yang utama. Namun, bagaimana jika kondisi si anak atau ibu tidak memungkinkan untuk memberikan ASI, susu formula cukup menjawab dan tidak serta merta membuat kasih sayang orang tua yang memberikan susu formula berbeda dengan mereka yang memberikan ASI.
Ketika kondisi mengharuskan si anak mendapatkan susu formula, ada beberapa catatan yang membuat perbedaan pemberian susu formula tidak jauh berbeda dengan pemberian ASI, diantaranya seperti berikut :
Memberi susu formula juga memerlukan kehadiran orang tua disamping si anak
Dari penceritaan Natasa dalam tulisannya, pengalaman pertama ia memberikan susu formula pada putra keduanya. Padahal anak pertamanya, mendapatkan ASI eksklusif dari dia. Ada perasaan cemas dan takut, menurutnya, memiliki anak membuat waktu terasa lebih cepat dan ia tak ingin melewatkan setiap perkembangan anak-anaknya.
Memberi susu formula juga memerlukan perhatian yang intens, ia harus memegangi botol tersebut dan tak bisa tertidur begitu saja, karena si anak belum bisa melakukan itu sendiri. Saat menyusui ia merasa terikat karena hubungan fisik, pemberian susu botol mengikatnya karena hal itu mengharuskan kehadirannya.
Memberi susu formula membuatnya merasa lebih tenang
Natasa juga mengatakan, ia merupakan tipikal orang tua yang takut jika anaknya tidak mendapatkan asupan yang baik. Memberi susu botol dapat memberinya sedikit ketenangan, karena ia bisa menakar jumlah asupan yang sama untuk anaknya. Hal itu membuatnya merasa lebih reseptif dan santai serta dapat lebih menikmati prosesnya.
Selain itu, saat bayinya berusia beberapa Minggu, ia dapat meninggalkan bayinya. Ia dapat menyelesaikan pekerjaannya dan pergi untuk mendapatkan perawatan pasca persalinan. Setelah itu, ia dapat kembali ke rumah dan memberi susu botol kepada anaknya dengan menggendongnya beberapa saat.
Pemberian susu formula tidak mempengaruhi kedekatan dengan si anak
Setelah melalui proses pemberian susu botol pada anaknya, Natasa ternyata mendapat kesimpulan bahwa kedekatan dengan bayi tidak terbatas pada pemberian asi atau tidak. Ia pun mengatakan bahwa ia memiliki kedekatan yang sama pada anaknya, sama seperti kedekatan ia dengan anaknya yang diberi ASI.
Dari cerita tersebut, memberikan makanan pada si anak, memang tak terbatas pada sesuatu. Meskipun anjuran memberikan ASI eksklusif, namun, jika situasi tidak memungkinkan, anda dapat memanfaatkan susu formula sebagai solusi.
Editor : Renilda Pratiwi