Ada beberapa penyebab mengapa nilai rata-rata UKG guru masih di bawah standard nasional, salah satunya adalah pendidikan dan pelatihan guru yang tidak tepat sasaran. Diklat guru selama ini selalu dipusatkan di kabupaten atau provinsi yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan. Pelatihan yang biasanya dilakukan selama satu minggu tersebut belum dapat menyasar seluruh guru. Bahkan ada guru yang spesialisasinya adalah untuk dikirim pelatihan, jadi setiap pelatihan guru yang berangkat hanya itu ke-itu saja.
Akan lebih efektif sebenarnya jika pelatihan guru itu dilakukan secara rutin di tingkat sekolah masing-masing. Tugas dari Dinas Pendidikan, LPMP, dan Badan Diklat lainnya adalah untuk berkoordinasi mengirimkan pemateri atau fasilitator untuk terjun ke tingkat satuan pendididikan guna memfasilitasi pelatihan di tingkat sekolah minimal satu kali satu bulan. Pelatihan di tingkat sekolah lebih efektif karena dapat menyasar seluruh guru dan dapat dilakukan pada tingkat rumpun guru. Fasilitator berfungsi untuk memastikan jalannnya pelatihan berjalan efektif dan efisien, sementara pematerinya adalah dari guru yang digilir dan dipandu oleh kepala sekolah dan wakil kepala sekolah bidang kurikulum.
Pelatihan rutin di tingkat satuan pendidikan dinilai lebih efektif dan efisien karena dapat menyelesaikan permasalahan sesuai dengan kebutuhan sekolah masing-masing. Juga tidak ada lagi kesan bahwa hanya guru itu ke-itu saja yang dikirim pelatihan. Diklat tingkat sekolah atau yang sering di sebut PLC (Professional Learning Community) dapat meningkatkan kolaborasi dan teamwork guru. Yang kita inginkan adalah guru maju bersama-sama. Dalam artian, guru yang mempunyai pengetahuan lebih pada skill tertentu, dapat berbagi kepada teman lainnya. Teman yang mempunyai metode pengajaran yang terkini, dapat juga mentrasfer kepada sesama koleganya. Sehingga semua guru saling belajar satu sama lain dan dapat berprestasi bersama.
Secara kuantitas, Jambi juga masih kekurangan guru. Guru yang ada saja, masih setengahnya belum belum sarjana. Data tahun 2016 akhir, Dinas Pendidikan Provinsi Jambi melalui Kepala Dinas melaporkan bahwa dari tingkat SD hingga SMA, Jambi memiliki 54.880 guru. Dari Jumlah tersebut 53 persen diantaranya masih belum bergelar Strata 1 (S1).
Selain itu, guru setiap tahun ada yang pensiun, namun sayangnya, sejak 2014 baru pada tahun 2018 ada seleksi pengangkatan guru PNS. Pengangkatan tahun 2018 pun dinilai masih belum memenuhi tingkat kekurangan guru. Ditambah lagi, yang diangkat bukan dari honor K-2 yang notabene mempunyai kualitas dan pengalaman yang memadai. Guru honorer K-2 di Jambi saat ini berjumlah 2385, belum lagi guru honorer lainnya.