email : [email protected]

26.7 C
Jambi City
Friday, November 22, 2024
- Advertisement -

BAPELTAN JAMBI CIPTAKAN PRODUK LABORATORIUM YANG RAMAH LINGKUNGAN DAN APLIKATIF

Populer

Muaro Jambi, Oerban.com – Laboratorium hama dan penyakit tanaman Balai Pelatihan Pertanian Jambi mengembangkan mikroorganisme yang sangat berperan dalam dunia pertanian khusunya budidaya tanaman. Adapun yang lagi dikembangkan saat ini di laboratorium yaitu Plant Growth Promoting Rhizobakteria atau sering disingkat PGPR dan mikroorganisme lokal yang disingkat MOL. PGPR biasanya diambil dari perakaran bambu, sedangkan MOLdiperbanyak dari limbah sayuran dan buah – buahan. (29/12/2020)

Selain itu laboratorium hama dan penyakit tanaman Bapeltan Jambi juga mengembangkan dan memperbanyak Trichoderma, SP dengan media dedak, beras, jagung dan juga dalam bentuk formula granul.

Kegunaan PGPR diantaranya sebagai zat pengatur tumbuh (ZPT) atau bakteri perakaran yang dapat memacu tanaman menghasilkan hormon pertumbuhan dan sebagai pupuk cair, begitu juga dengan dengan MOL yang digunakan sebagai pupuk cair.

PGPR dan MOL dapat diaplikasikan untuk semua jenis tanaman dengan cara diencerkan dengan air lalu dikocor ke tanaman sekitar perakaran tanaman. Sedangkan trichoderma digunakan untuk mencegah penyakit pada tanaman, membantu tanaman menyediakan unsur hara serta dapat digunakan sebagai dekomposer untuk membuat pupuk kompos.

Penggunaan trichoderma dalam budidaya tanaman sangat dianjurkan karena selain menyuburkan tanaman juga dapat mencegah penyakit dan dapat memperbaiki struktur tanah yang rusak. Aplikasi trichoderma sangat mudah, bisa langsung ditebarkan di sekitar tanaman ataupun dicampur dengan pupuk organik.
Menurut Koordinator laboratorium hama dan penyakit tanaman Bapeltan Jambi, Taufiurrohman mengatakan pemasaran produk ini masih cukup terbatas.

“Pemasaran produk laboratorium hama dan penyakit tanaman untuk saat ini masih terbatas dalam wilayah Bapeltan Jambi dan sekitarnya. Akan tetapi kami masih terus mempromosikan ke masyarakat luas agar dapat dimanfaatkan oleh petani karena selain mudah dalam aplikasi, harganya murah, ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan manusia”, ucap Taufik.

Baca juga  Memaksimal Produk Pertanian Kementan   Lakukan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier di Tanjung Jabung Barat

Kegiatan ini sejalan dengan himbauan Menteri Pertanian yang mengajak petani Indonesia untuk memakai pupuk organik. “Mari kita dorong petani memakai pupuk organik, karena tanaman akan lebih subur dan lebih baik kualitasnya,” ujar Mentan beberapa waktu yang lalu.

Secara terpisah Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi juga menganjurkan agar petani senantiasa membuat secara mandiri input produksinya seperti pupuk organik padat, pupuk organik cair dan pestisida nabati. Karena dampak positif pertanian organik dalam jangka panjang sangat menguntungkan. “Pertanian organik memiliki berbagai pilar, yaitu lingkungan, sosial termasuk didalamnya masalah kesehatan dan ekonomi. Lingkugan menjadi alasan utama dalam bertani organik karena bertani organik diangap bertani yang ramah lingkungan sebab menggunakan bahan – bahan alami dan tidak menggunakan bahan kimia sintetis, khususnya pupuk dan pestisida sehingga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan,” tutur Dedi.

Tingkat kesadaran masyarakat akan kesehatannya semakin meningkat seiring dengan perubahan gaya hidup yang lebih alami atau sering kita sebut “Back to nature”, dimana masyarakat memilih bahan dan produk pertanian organik serta herbal untuk dikonsumsi dalam kesehariannya. Masyarakat semakin menyadari bahwa setiap produk dikonsumsi dapat mempengaruhi kesehatannya. Oleh karena itu, Bapeltan Jambi berharap dengan penggunaan PGPR, MOL dan Trichoderma ini dapat memotivasi petani untuk terus melakukan usaha tani dan yang paling penting mewujudkan pertanian yang berkelanjutan.

Penulis: Lisa M

Editor: Renilda PY

 

- Advertisement -

Artikel Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru