Batangkaluku, Oerban.com – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyatakan pemahaman pengelolaan keuangan amat penting bagi para petani untuk membantu membuat perencanaan yang matang dalam mengelola usaha taninya, mulai dari pra panen sampai pascapanen.
“Sehingga terjadi yang namanya peningkatan kesejahteraan petani. Karena apa, mereka lebih efisien karena sudah paham bagaimana cara mengatur biaya-biaya pengeluaran selama bertani,” ujar Mentan melalui keterangan tertulisnya.
Untuk itulah, Kementan melalui berbagai programnya terus mencoba meningkatkan kesadaran petani terkait dengan pentingnya literasi keuangan. Salah satu program yang berkomitmen dalam meningkatkan literasi keuangan bagi petani adalah READSI.
Kepala Badan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, menyampaikan tujuan utama Program READSI adalah meningkatkan penghidupan petani kurang mampu di daerah sasaran program agar berdaya.
“READSI juga mendorong keterlibatan perempuan, perbaikan gizi keluarga serta pemupukan modal anggota melalui kegiatan simpan pinjam kelompok tani serta akses lembaga keuangan,” jelasnya.
Dalam hal peningkatan kapasitas SDM dan pendampingan akses permodalan, READSI masif melaksanakan pelatihan literasi keuangan di 6 Provinsi dan 18 Kabupaten dengan sasaran 50 ribu petani. Penyuluh dan Fasilitator Desa dilatih, dibekali kemampuan agar mampu memberikan pendampingan manajemen keuangan kepada petani sampai dengan akses permodalan.
Peningkatan kapasitas literasi keuangan dilakukan secara berjenjang yaitu jenjang Master of Training untuk widyaiswara, Training of Trainers untuk penyuluh pertanian dan fasilitator desa, serta pelatihan bagi petani. Ketiga jenjang tersebut dilakukan dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam diseminasi literasi keuangan.
Pada tanggal 13 sampai 17 September 2021 telah dilaksanakan Training of Triners (TOT) Literasi Keuangan angkatan III dan IV yang dilaksanakan di Balai Besar Pelatihan Pertanian Batangkaluku. Pada kesempatan tersebut, TOT dibuka oleh Kepala Pusat Pelatihan Pertanian, Leli Nuryati, menyampaikan Penyuluh dan Fasilitator Desa sebagai ujung tombak yang langsung berhubungan dengan petani, agar terus mendampingi dan mengawal agar usaha tani petani binaannya sukses.
“Pengelolaan keuangan di petani sangat penting dikawal karena ini jalan untuk memajukan bisnis petani untuk menjadi maju dan sejahtera,” kata Leli.
Sebagai bentuk penjaminan kualitas, TOT didukung oleh kolaborasi dari sisi fasilitator seperti Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku, BBPP Batu, BBP Jambi dan BPP Lampung. Setelah pelatihan ini diharapkan Penyuluh dan Fasilitator Desa dapat mengaplikasikan langsung ke petani untuk pendampingan pengelolaan keuangan rumah tangga dan manajemen keuangan usahatani bagi petani.
Penulis: Ferdinal