email : [email protected]

30 C
Jambi City
Jumat, Maret 29, 2024
- Advertisement -

Beberapa Cara Pemilihan Pemimpin Pada Masa Khulafa Ar-Rasyidun

Populer

Kota Jambi, Oerban.com – Dalam Islam,kepemimpinan (imamah) memiliki tempat khusus karena berkorelasi dengan kesejahteraan umat. Ibnu Manzhur menyebutkan Al-Imam ialah setuap orang yang diikuti oleh suatu kaum, baik mereka yang berada di jalan yang lurus maupun sesat atau dalam bentuk jamaknya diartikan sebagai orang yang meluruskan danmemperbaiki segala sesuatu, maka dalam hal ini, Al-Quran imam bagi kaum muslimin, Muhammad sebagai imamnya para imam, dan khalifah sebagai imam raktyatnya.

Dewasa ini,kepemimpinan juga berkaitan erat dengan keberhasilan dalam menentukan arah kebijakan sebuah bangsa. Banyaknya sistem pemerintahan di negara-negara di dunia, memiliki sudut pandang kelebihan dan kekurangan masing-masing. Personal seorang pemimpin juga dihasilkan dari sistem pemilihan (suksesi) yang ia lalui. Berkaca dari sistem yang ada, sebagai seorang muslim, kita patut mengetahui berbagai cara pemilihan imamah terdahulu. 

Pasca wafatnya Rasulullah pada Senin,12 Rabiul Awwal tahun 11 Hijriyah, kaum muslimin kebingungan untukmenentukan pemimpin selanjutnya. Rasulullah pun tidak memberikan wasiat siapa yang akan menggantikan beliau. Pun tidak ada riwayat maupun wahyu yang turun untuk menggantikan beliau. Dalam buku Konsep Kepemimpinan dalam Islam karya Prof. Dr. Abdullah Ad-Dumaiji, yang terbit April 2016 lalu, berikut tata cara pemilihan para pemimpin kaum muslimin setelah Rasulullah (Khulafa Ar-Rasyidun)

Abu Bakar Ash-Shidiq

Suksesi pemilihan Abu Bakar dilakukan dengan cara musyawarah dengan para tokoh Muhajirin dan Anshar (Ahlul Halli Wal Aqdi) lalu kemudian dilakukan pembaiatan massal oleh kaum muslimin. Rasulullah menyerahkan sepenuhnya kepada kaum muslimin, para pemimpin Muhajirin dan Anshar menilai Abu Bakar sebagai orang yang tenang dan sabar. Al-Bukhari meriwayatkan dalam kitab shahih-nya, dari Anas bin Malik R.a, sungguh Abu Bakar adalah sahabat Rasulullah, ia lebih pantas untuk memegang urusan kalian di antara seluruh kaum muslimin. Untuk itu, mari kita membaiatnya. Sebagian mereka sudah membaiat Abu Bakar di Saqifah Bani Sa`idah dan baiat massal dilakukan di atas mimbar.

Baca juga  Tolak Penundaan Pemilu 2024, Fahri Hamzah: Kita Tidak Boleh Lagi Mendewakan Pemimpin

Ibnu Katsir berkata,”Ibnu Ishaq berkata, ‘kemudian Abu Bakar angkat bicara :

“Hadirin semuanya! aku ditunjuk untuk memimpin kalian padahal aku bukanlah yang terbaik diantara kalian. Jika aku berlaku baik maka bantulah aku, namun, jika aku berlaku buruk maka luruskanlah aku. Kejujuran adalah amanah dan dusta adalah pengkhianatan. Orang lemah diantara kalian adalah orang kuat dimataku hingga  aku berikan haknya. Sebaliknya, orang yang kuat diantara kalian adalah orang lemah dimataku hingga aku mengambil kembali hak orang yang ia ambil..”

Umar bin Khattab

Cara pemilihan Khalifah Umar dilakukan dengan cara yang sedikit berbeda, yakni melalui wasiat penunjukkan seorang khalifah sebagai pengganti. Diriwayatkan dari Hasan bin Abu Hasan, ketika Abu Bakar sakitnya semakin parah dan merasa sudah tidak akan hidup lebih lama lagi, ia mengumpulkan orang-orang dan berpesan untuk menunjuk seorang khalifah penggantinya. Ia memanggil Utsman bin Affan untuk dimintai pendapat siapa khalifah setelahnya, lalu Utsman berkata “umar” lalu ia meminta agar Utsman menuliskan wasiat. Tak sampai disana, Abu Bakar  menayakan pada Abdurrahman bin Auf mengenai Umar. Abdurrahman bin Auf berkata, “demi Allah, ia lebih baik dari pandanganmu tentangnya”. Selain itu, ia juga menanyakan pendapat Said bin Zaid, Usaid bin Hudhair, dan tokoh Muhajirin dan Anshar. Lalu ia meminta Utsman bin Affan menuliskan surat wasiat pengangkatan Umar sebagai khalifah. 

Lalu, setelah Abu Bakar sempat tak sadarkan diri, ia memanggil Umar dan menyampaikan wasiatnya. Setelah Umar keluar, Abu Bakar mengangkat kedua tangannya lalu berdoa, “ya Allah! Aku tidak bemaksud apa pun selain demi kebaikan mereka dan aku mengkhawatirkan mereka tertimpa fitnah, hingga aku melakukan sesuatu untuk mereka seperti yang engkau ketahui dan aku berijtihad untuk mereka”.

Baca juga  Kopdar PKS Muda Kerinci; Anak Muda Tidak Lagi Sekedar Pelaku Perubahan, Saatnya Kita Memimpin Perubahan

Utsman bin Affan

Al-Bukhari meriwayatkan hadis panjang dari Amr bin Maimun yang berisi tentang detail penikaman Umar. Lalu, Umar digotong ke rumahnya, kemudian orang-orang berdatangan menjenguk. Orang-orang juga mendesak agaramirul mukminin berwasiat untuk menunjuk khalifah penerusnya, namun Umar tidak berwasiat, melainkan menyebutkan enam nama yang ia ridhai. Ialah Ali, Utsman, Az Zubair, Thalhah, Sa`ad dan Abdurrahman. Lalu, setelah Umar dimakamkan, ke enam orang tersebut berkumpul dan diatara mereka bermusyawarah hingga menjadi tiga orang yakni Utsman, Ali, danAbdurrahman. Lalu Abdurrahman bertanya kepada keduanya apabila ia yang memutuskan, apa keduanya bersedia, keduanya menjawab “iya”. 

Kepada Ali, Abdurrahman berkata, engkau memiliki kekerabatan dengan Rasulullah  serta orang pertama yang masuk islam, jika aku memilihmu engkau akan berbiuat adil dan jika aku memilih Utsman engkau akan mendengar dan mentaatinya. Ia juga mengatakan hal yang sama pada yang lain, lalu, Abdurrahman berkata “Ulurkan tanganmu wahai Utsman! Ia pun membaiatnya lalu disusul oleh Ali dan semua orang yang berada disana.

Ali bin Abi Thalib 

Pasca pembunuhan  khalifah Utsman, muncul perselisihan diantara kaum muslimin. Menurut Ibnu Thaimiyah, inilah pertikaian yang muncul karena perkara imamah yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ali dipilih atas desakan beberapa kaum muslimin, namun, diantara pendukung Ali, terdapat pembunuh Utsman. Kaum muslimin terpecah,  ada yang ingin pembunuh Utsman  yang mendukung Ali untuk di qishas terlebih dahulu. Ali menyanggupi dengan syarat pembaiatan secara terbuka. Namun, meskipun dibaiat terbuka di sebuah masjid, penduduk Syam secara bersama-sama mengingkari pembaiatannya, bahkan sejumlah tokoh sahabat seperti Thalhah, Zubair, Aisyah dan lainnya menentang Ali.

Editor : Renilda Pratiwi Yolandini

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -

Artikel Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru