email : oerban.com@gmail.com

25 C
Jambi City
Monday, November 10, 2025
- Advertisement -

Birrul Walidain: Jalan Terdekat Menuju Ridha Allah

Populer

Oleh: Ihwang Syaputra*

Oerban.com – Setiap kali pengajian atau majelis taklim digelar, ada materi yang tak pernah lekang dimakan zaman: birrul walidain, berbakti kepada kedua orang tua. Tema ini seolah tak pernah usang untuk diingatkan, sebab ia menyangkut fondasi iman, akhlak, dan hubungan manusia dengan sesamanya.

Al – Qur’an secara tegas menempatkan birrul walidain dalam deretan perintah agung. Dalam surat Al – Ankabut ayat 8, Allah berfirman: “Dan Kami wajibkan manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya…” Wasiat ini tidak hanya ditujukan kepada kaum beriman, melainkan kepada seluruh umat manusia. Artinya, berbakti kepada orang tua adalah kewajiban universal yang melampaui identitas agama.

Hadis sahih yang diriwayatkan Abdullah bin Mas’ud menegaskan hal serupa. Ketika beliau bertanya kepada Nabi Muhammad SAW. tentang amal yang paling dicintai Allah, jawabannya berurutan: salat tepat waktu, berbakti kepada kedua orang tua, dan jihad di jalan Allah. Letak birrul walidain di antara dua ibadah agung ini menunjukkan posisinya yang tak boleh diremehkan.

Baca juga  Cinta Ibu Mengalir dari Darah dan Ruh

Makna Birrul Walidain

Berbakti tidak sekadar menuruti perintah orang tua selama hidup, tetapi juga melanjutkan doa dan amal baik setelah mereka wafat. Setidaknya, birrul walidain mencakup:

1. Berbuat baik kepada keduanya dengan menjaga tutur kata, bersikap lembut, dan menghadirkan kebahagiaan.

2. Menegakkan hak-hak orang tua mulai dari sekadar menyapa lewat telepon hingga hadir langsung ketika dibutuhkan.

3. Mentaati selama bukan dalam maksiat kepada Allah, orang tua boleh ditaati selama perintahnya tidak bertentangan dengan syariat.

4. Menjauhi hal yang menyakiti keduanya bahkan lewat nada bicara atau sikap sepele yang bisa melukai hati.

5. Melakukan hal-hal yang diridhai belajar sungguh-sungguh, bekerja keras, hingga menjadi anak yang mandiri dan bermanfaat.

Baca juga  Attachment Style, Output dari Pola Asuh yang Berefek Hingga Dewasa

Teladan Para Nabi dan Sahabat

Al-Qur’an menggambarkan Nabi Yahya sebagai sosok “yang berbakti kepada kedua orang tuanya dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka.”

Bahkan, ketika seorang sahabat hendak berjihad, Rasulullah SAW pernah memerintahkan agar ia pulang dan berbakti kepada orang tuanya. Seakan-akan jihad terbesar yang harus ia jalani saat itu adalah merawat dan membahagiakan ibunya.

Kisah Sa’ad bin Abi Waqqash juga patut direnungkan. Ketika ibunya mengancam berhenti makan agar ia murtad dari Islam, Sa’ad tetap teguh. Ia menolak ajakan maksiat, tetapi tetap menghormati ibunya. Dari sini jelas: berbakti tidak berarti membenarkan orang tua dalam keburukan, namun tetap menjaga adab dan kasih sayang.

Mengapa Ibu Tiga Kali Didahulukan?

Dalam hadis Abu Hurairah, Nabi SAW menyebut ibu sebanyak tiga kali sebelum ayah ketika ditanya siapa yang paling berhak diperlakukan baik. Hal ini bukan tanpa alasan. Ibu memikul beban kehamilan, melahirkan, menyusui, hingga membesarkan anak. Kesabaran dan pengorbanannya menuntut penghormatan yang lebih besar.

Baca juga  Pentingnya Mendorong Kepentingan Terbaik Anak dengan Melibatkan Pekerja Sosial dalam Proses Penyelesaian Perselisihan Orang Tua

Refleksi Hari Ini

Di era serba sibuk, kadang birrul walidain direduksi menjadi sekadar mengirim uang bulanan. Padahal, yang paling diharapkan orang tua bukanlah harta, melainkan kehadiran dan perhatian. Telepon singkat, kunjungan rutin, atau sekadar mendengar cerita mereka bisa lebih bermakna daripada transfer dengan nominal besar.

Birrul walidain bukan hanya bagian dari akhlak mulia, tapi juga kunci keberkahan hidup. Ridha Allah tergantung pada ridha orang tua, dan murka Allah bergantung pada murka orang tua.

Maka, sebelum kita berambisi mengejar banyak hal karier, jabatan, atau bahkan amal sosial besar pastikan dulu bahwa kita tidak melupakan jalan terdekat menuju ridha Allah: berbakti kepada ayah dan ibu.

*Penulis merupakan alumni Fakultas Dakwah UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi
- Advertisement -

Artikel Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru