Kota Jambi, Oerban.com – Jumlah petani di Indonesia terus berkurang dan secara umum telah berusia lanjut. Berdasarkan data sensus pertanian dari Badan Pusat Statistik (BPS), saat ini 70% lebih petani Indonesia berusia di atas 43 tahun, dengan hanya 2,14 % yang tergolong dalam kategori muda atau Gen Z. Situasi ini menambah urgensi untuk mempromosikan regenerasi di kalangan muda demi memastikan ketahanan pangan nasional.
Keberadaan sekolah dan kampus pertanian sangat penting perannya dalam memastikan keberlanjutan regenerasi petani. Mentan Amran Sulaiman mengatakan “regenerasi petani sudah harus terus dimunculkan”.
Kemendikbud RI telah meluncurkan program Praktisi Mengajar sejak tahun 2022. Saat ini telah memasuki angkatan ke 4.
Program Praktisi Mengajar adalah bagian dari Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) program yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia agar lulusan perguruan tinggi lebih siap untuk masuk ke dunia kerja.
Program ini mendorong kolaborasi aktif praktisi ahli dengan dosen perguruan tinggi agar tercipta pertukaran ilmu dan keahlian yang mendalam. Kolaborasi ini dilakukan dalam mata kuliah yang disampaikan di ruang kelas baik secara luring maupun daring. Melalui Program ini, diharapkan lulusan dapat memperoleh ilmu dan kecakapan yang relevan dengan kebutuhan dan tantangan di dunia kerja.
Berbeda dengan perkuliahan pada umumnya di perguruan tinggi, Praktisi Mengajar menyediakan ruang kolaborasi antara dosen dan praktisi yang memiliki pengalaman industri dengan dosen yang dilaksanakan selama satu semester. Program dapat menjadi pelengkap kurikulum yang telah berjalan dan berguna untuk melengkapi keterampilan dan pengalaman yang dibutuhkan dalam dunia kerja. Skema kolaborasi merupakan skema proses pembelajaran antara dosen dan praktisi dengan mahasiswa.
Dosen berkolaborasi dengan praktisi untuk bersama-sama melakukan proses pembelajaran kepada mahasiswa dalam satu kelas, atau disebut Kelas Kolaborasi.
Setiap Kelas Kolaborasi dilaksanakan selama 12 jam tatap muka dan dapat diikuti maksimal oleh 2 praktisi.
Kelas Kolaborasi wajib dilaksanakan sesuai dengan Rencana Kelas Kolaborasi (RKK) yang telah disetujui pada proses seleksi.
Kelas Kolaborasi dilaksanakan secara daring maupun luring atau keduanya sesuai dengan kebutuhan Perguruan Tinggi serta ketersediaan waktu dan kesepakatan dengan praktisi.
Isralasmadi, adalah Widyaiswara Bapeltan Jambi yang sejak April 2024 mendapat tawaran dalam program ini untuk menjadi dosen praktisi dari berbagai kampus seperti Universitas Labuhan Batu, Universitas Pamulang, Universitas Dharmawangsa, Universitas Sulawesi Barat dan Universitas Muhammadiyah Mamuju. Mata kuliah yang diajarkan seperti: pemasaran pertanian, etika bisnis dan kewirausahaan pertanian.
“Ini merupakan kepercayaan yang harus dijaga, dan terus berkontribusi terhadap pertanian dan regenerasi petani,” ujar Isra.
Editor: Ainun Afifah