email : [email protected]

28.6 C
Jambi City
Sabtu, April 20, 2024
- Advertisement -

Education During the Pandemic

Populer

Oerban.com – Pada akhir tahun 2019, kasus Covid-19 pertama kali berada di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Hingga akhirnya, pada awal tahun 2020, badan Kesehatan Dunia/World Health Organization (WHO) menetapkan Covid-19 sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Yang Meresahkan Dunia (KKMMD)/ Public Health Emergency of International Concern (PHEIC). Kasus ini juga terus berkembang hingga munculnya laporan tentang kematian dan terjadinya importasi di luar China. Seiring berjalannya waktu, Covid-19 ini menyebar ke seluruh negara-negara di dunia lainnya, salah satu negara yang terjangkit wabah ini adalah Indonesia. Pada awal bulan maret 2020 lalu, Indonesia telah melaporkan terdapat 2 kasus konfirmasi warga Indonesia yang terjangkit Covid-19, dan pada bulan maret 2020 pula, WHO kembali menetapkan Covid-19 sebagai suatu pandemi. Untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 tersebut, akhirnya pemerintah mengeluarkan surat edaran tentang pembelajaran dari rumah dengan sistem daring/online. Baik untuk Pendidikan tingkat dasar negeri/swasta sampai pada tingkat perguruan negeri/swasta, baik dibawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan maupun dibawah naungan Kementerian Agama. Penerapannya disesuaikan dengan kebijakan masing-masing Lembaga Pendidikan. Adanya pandemic ini pula, dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akhirnya mengeluarkan kebijakan bahwa Ujian Nasional ditiadakan bagi siswa kelas 6 SD/MI, kelas 3 SMP/MTs, dan kelas 3 SMA/MA/SMK.

Indonesia menjadi salah satu negara yang mengalami pandemic Covid-19, salah satu dampak dari pandemic ini adalah Kemendikbud mengeluarkan kebijakan tentang pembelajaran dari rumah melalui sistem online/daring. Kebijakan ini segera direspon dengan baik oleh setiap Lembaga Pendidikan di seluruh wilayah Indonesia, namun tidak semua sekolah menerapkan kebijakan karena keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki serta lambatnya penerimaan informasi yang diterima pihak sekolah. Pembelajaran dari rumah melalui sistem online ini diterapkan sesuai dengan kesepakatan yang sudah ditentukan oleh masing-masing Lembaga Pendidikan. Pembelajaran dari rumah melalui sistem online ini menjadi salah satu dampak dari adanya Covid-19 dan menjadi salah satu cara yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Implementasi dari kegiatan ini berjalan dengan cukup baik. Namun terdapat pula hambatan ataupun problem selama pelaksanaannya, seperti tidak lancarnya jaringan internet, listrik yang padam secara tiba-tiba tanpa sebab, lownya baterai Hp ataupun laptop, kurangnya pengetahuannya orang tua tentang teknologi informasi. Hambatan yang berkaitan dengan PPDB secara online yaitu tidak lancarnya jaringan internet serta banyaknya peserta didik baru yang membuka website sekolah yang sama, sehingga akses untuk membuka website tersebut menjadi lambat dan kadang tidak terbuka.
Sistem Pendidikan yang diterapkan saat pandemic ini benar-benar diluar ekspetasi semua civitas akademik, baik itu Pendidikan Sekolah Dasar/SMP/SMA maupun perguruan tinggi. Pembelajaran yang biasanya dilaksanakan secara tatap muka atau offline, kini selama pandemic harus dilaksanakan secara online/daring melalui berbagai media pembelajaran, baik itu Via Grup Whatsapp, Zoom, Google Meet, hingga pemberian tugas yang dikirimkan melalui google form ataupun E-mail. Semua kegiatan ini dilakukan guna memutus mata rantai selama masa pandemi ini. Siap tidak siap semuanya harus siap dihadapi oleh semua orang. Situasi saat ini mengharuskan semua civitas akademik harus mempelajari teknologi yang berkembang saat ini. Namun pada faktanya, masih banyak para civitas akademik yang mengalami kesulitan ketika menggunakan atau mengaplikasikan media-media yang digunakan untuk proses pembelajaran terutama para civitas akademik yang sudah lanjut usia (sekitar 45-50an keatas). Ini menjadi problem yang dirasakan oleh para civitas akademika tersebut, sedangkan yang usianya masih terbilang muda yang dengan mudah mengikuti perkembangan teknologi dan dengan mudah untuk mempelajari, menggunakan serta mengaplikasikan teknologi, media yang sedang berkembang tersebut.

Baca juga  Refleksi Pendidikan, Belajar dari Ki Hajar Dewantara

Para civitas akademika tetap bisa mengaplikasikan media-media tersebut apabila benar-benar ingin mempelajari walaupun secara perlahan-lahan. Karena bukan hanya selama masa pandemic ini kita akan menggunakan teknologi maupun media tersebut. Lambat laun teknologi ini akan terus berkembang dan kita akan terus berdampingan hingga waktu yang menghentikan. Perubahan sistem Pendidikan ini dirasakan oleh seluruh para civitas akademika di seluruh Indonesia. Namun, terdapat solusi yang bisa dilakukan agar selama pembelajaran berlangsung siswa/siswi bisa lebih mudah memahami dan tidak merasa bosan. Para civitas akademika memanfaatkan media yang ada guna menunjang proses pembelajaran yang berlangsung selama masa pandemic ini. Beberapa civitas akademik dengan ide kreatifnya membuat video pembelajaran yang menarik untuk para siswa/siswinya, beberapa guru di Taman Kanak-Kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD) mengajak siswa/siswinya untuk bermain games melalui via google meet maupun zoom. Sehingga siswa/siswi yang mengikuti proses pembelajaran tidak merasa bosan dan menikmati proses pembelajaran yang berlangsung. Sedangkan untuk civitas akademika di perguruan tinggi memanfaatkan teknologi informasi yang biasanya tersedia, dan beberapa dosen mengajak para mahasiswanya mendengarkan musik sebelum memulai pembelajaran dan setelah pembelajaran sehingga mahasiswa bisa rileks sebelum dan sesudah proses pembelajaran.

Penulis: Rizki Hairunisa (UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta)

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -

Artikel Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru