email : [email protected]

23.6 C
Jambi City
Friday, November 22, 2024
- Advertisement -

FILM KEMAREN, KISAH GRUP BAND SEVENTEEN YANG MENGANDUNG BAWANG

Populer

Kota Jambi, Oerban.com – Menonton film di bioskop saat pandemi terkadang menimbulkan rasa was-was. Angka penambahan yang kian naik, meskipun jarang diberitakan, membuat keberadaan di tempat umum menjadi pilihan kedua, setelah tetap di rumah saja dengan melakukan pola hidup bersih dan sehat.

Meskipun begitu, ada-ada saja orang yang terdorong melakukannya, seperti yang penulis saksikan beberapa waktu lalu. Namun, tentu saja tetap berpedoman pada protokol kesehatan. Ternyata, bioskop juga sudah menerapkan hal ini loh.

Saat memasuki salah satu bioskop, pengunjung diminta untuk men scan bar kode yang ada tepat di pintu masuk. Setelah itu, pengunjung di cek suhunya, dan mencuci tangan dengan hand sanitizer yang disediakan. Barulah pengunjung mengantri dan duduk menunggu dengan menaati aturan jaga jarak yang diberi tanda (X) pada kursi. Selain itu, kondisi di dalam ruang bioskop juga tak kalah berbeda, kursi bioskop diatur agar pengunjung tidak saling bersebelahan namun, diberikan jarak satu kursi diantara mereka.

Sebelum tayangan muncul, peserta juga mendapat himbauan untuk tetap mematuhi protokol Kesehatan. Barulah setelah itu, penonton dapat menikmati film. Film Kemarin merupakan kisah nyata perjalanan salah satu grup band tanah air, Seventeen. Berikut reviewnya.

Perjalanan karir grup band Seventeen

Grup band Seventeen yang kita kenal saat ini, ternyata telah dirintis sejak awal saat personilnya masih SMA di Jogjakarta. Mulanya bernama Sweet Seventeen, dengan vokalis Doni Saputra.

Grup band ini kemudian terus mengalami perubahan, kemajuan, hingga pergantian personil, termasuk vokalisnya dari Doni ke Ifan. Proses pun terus berjalan, hingga mereka di kontrak oleh salah satu label musik dan berhasil mengeluarkan lagu hits mereka berjudul selalu mengalah dan jaga selalu hatimu.

Baca juga  Peta Sirah Nabawiyah, dari Kelahiran Hingga Wafatnya Rasulullah

Film berdurasi 1 jam 55 menit ini secara umum lebih banyak mengambil rekaman asli, dengan Ifan sebagai naratornya. Selain itu itu juga kesaksian para istri dan orang-orang yang pernah terlibat dalam membesarkan Seventeen.

Tragedi tsunami Banten di Tanjung Lesung yang ikut menghilangkan beberapa personil Seventeen seperti Bani, Andi, dan Herman, manager Oki, kru Ujang, dan Dylan Sahara (istri Ifan) terekam jelas dengan kilas balik video pribadi milik mereka. Hingga diceritakan betapa traumanya Ifan setelah kejadian tersebut.

“Kalo boleh milih nih ya, biar gue aja, jangan Andi. Anaknya masih kecil-kecil, kasian masih butuh bapaknya” kata salah satu kru.

Yang menarik dari Kemarin

Alur film yang disajikan secara maju mundur, akan memperjelas tragedi bencana yang mengakibatkan Seventeen kehilangan personilnya. Grup band yang juga sangat mengedepankan pertemanan dan kekeluargaan ini niscaya akan membuat penontonnya menitikkan air mata karena mengandung bawang, sebutan untuk sesuatu yang menyedihkan.

Selain itu, kesaksian para istri, adik, serta orang tua almarhum juga menambah kesan sedihnya cerita dalam film ini. Video detik-detik tsunami juga ditampilkan dalam film yang disutradarai oleh Upie Guava ini. Sensasi film yang lebih dekat dan nyata akan terasa karena tidak banyak menampilkan karakter pengganti.

Menyaksikan film ini kita akan dibuat paham dengan perjalanan karir Seventeen yang tidak mudah serta rekaman kehilangan personilnya pada tsunami Banten. Meskipun pemutaran adegan yang berulang-ulang juga sedikit mengganggu dalam menyaksikannya.

 

- Advertisement -

Artikel Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru