Oleh : Soni Afriansyah
Linda!!!!
Ya Mak! Sahut linda
Kamu lihat ini, sekarang pembunuhan bisa terjadi dimana saja” lanjut Ani, seraya menyerahkan secarik koran edisi terbaru hari ini.
Pembunuhan yang terjadi di kos-kosan daerah Mendalo itu menggemparkan hati seorang ibu satu ini. Bagaimana tidak?, anak sulungnya Hael tengah berkuliah di Unversitas Jambi dan menetap di tempat yang sama seperti korban. Berulang kali ia menelpon Hael namun tak pernah di angkat sama sekali. Ani yang terus khawatir bagaimana kalau anaknya juga kenapa-kenapa.
***
Malam begitu dingin. Angin yang berhembus dari barat daya menusuk tulang. Seperti orang hendak melahirkan saja. Ditambah lagi, mati listrik sebab tak bayar token sudah dua hari. Hanya 2 pelitalah yang menghiasi rumah beton itu. Satu di ruang tamu dan satu lagi dikamar. Slurp sekali-kali terdengar suara Linda menghirup kopi. Anak ini begitu menyukai kopi luwak. Bahkan sambil belajarpun ia minum kopi. Disisi lain, Ani yang terus mengkhawatirkan Hael. Sering dibolak-baliknya handphone berharap jawabannya.
“Sudahlah mak , mungkin bang Hael sudah tidur “ kata Linda dari ruang tamu.
Ani pun bergegas tidur, sedangkan Linda melanjutkan mengerjakan tugas kuliah yang menumpuk. Waktu terus berjalan bahkan kini suara ayam jago pun sayup-sayup terdengar.
“Mak, Bang Hael Pulang “ Teriak linda ketika membuka jendela dan nampak sosok Hael yang sedang mengendong sesuatu.
Ani yang tidak tertidur pulas itupun langsung tersontak bangun dan bergegas ke jendela.
Seribu tanya dalam benaknya sebab Hael menggendong seorang bayi laki-laki. Apakah Hael melahirkan? Oh tidak dia anak laki-laki. Atau jangan-jangan Hael sudah menikah ? oh tidak dia tidak mungkin tidak cerita jika ia menikah, kan aku ibunya, durhaka sekali kalau dia seperti itu. Apakah dia mungut anak orang ? . begitulah pertanyaan yang timbul dalam benak Ani.
Ani pun bergegas ke depan pintu, dibukakan pintunya untuk Hael.
Hael tersenyum dan berkata “ mak, mulai hari ini, ini anak Hael “……….
(bersambung)
