Tanjung Jabung Barat, Oerban.com – Siapa yang menanam pasti akan menuai, begitu pepatah lama yang sering kita dengar dari dahulu kala. Tentunya jika kita berbudidaya pasti ingin mendapat hasil panennya. Demikian pula harapan dari sepuluh (10) kelompok tani peserta Sekolah Lapang Genta Organik yang berasal dari Desa Rawa Medang dan Desa Sri Agung Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Setelah dilakukan sosialisasi dan rembug tani pada bulan Februari 2023 lalu, kemudian diikuti kursus tani dengan berbagai materi yang berkaitan dengan Gerakan Tani Pro Organik, akhirnya Selasa (25/07) kemarin peserta Sekolah Lapang Genta Organik dapat mencapai panen raya yang diidamkan.
Dibungkus dengan kegiatan Farm Field Day (FFD), panen raya padi organik dilaksanakan di Laboratorium Lapang milik petani di Desa Rawa Medang Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Selain para petani yang mengikuti SL Genta Organik, kemeriahan FFD ini juga turut disaksikan oleh Koordinator Penyuluh se-Kabupaten Tanjab Barat dan para tamu undangan lainnya.
Kegiatan FFD dilaksanakan dengan panen simbolis oleh Kadis Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Provinsi Jambi, Kepala UPTD Pelatihan dan Penyuluhan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Provinsi Jambi, Kepala Balai Pelatihan Pertanian Jambi, Kabid Penyuluhan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Tanjung Jabung Barat serta Koordinator BPP Batang Asam.
“Alhamdulillah hasil ubinan di Desa Rawa Medang ini mencapai 3,5 kg dengan menggunakan varietas Inpara 3,” ujar Yulianty Helmi, Kabidluh Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DTPH) Kabupaten Tanjab Barat saat menyampaikan laporan kegiatannya.
Yanti, begitu Kabidluh DTPH ini biasa disapa, menceritakan produksi padi yang dihasilkan bila menggunakan pupuk kimia mencapai 6 ton per ha, dan ketika menggunakan pupuk organik hanya 5,6 ton per ha. Bila dilihat dari segi angka memang menurun tapi dari biaya produksi yang dikeluarkan bisa lebih ditekan bila menggunakan pupuk organik.
Kepala Bapeltan Jambi yang diwakili oleh Elly Sarnis, Widyaiswara Ahli Madya Bapeltan Jambi mengemukakan bahwa saat ini ketergantungan terhadap pupuk kimia dapat diminimalisir. Hal ini dapat dilihat dari low cost saat penggunaan pupuk organik, bukti keberhasilan SL Genta Organik. Namun untuk kedepannya kita perlu memperhatikan penggunaan smart farming di lahan pertanian untuk memudahkan pekerjaan agar lebih efisien.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) tak bosannya mengajak petani beralih ke pupuk organik atau hayati dan tidak hanya bergantung pada penggunaan pupuk kimia. “Genta Organik bukan berarti meninggalkan penggunaan pupuk anorganik sepenuhnya, melainkan boleh menggunakan pupuk kimia dengan ketentuan tidak berlebihan atau menggunakan konsep pemupukan berimbang”, tegasnya.
Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi bahwa panen raya padi ini merupakan pembuktian petani Indonesia mampu menerapkan materi SL Genta Organik. Penggunaan peralatan modern pertanian seperti combine harvester juga mengisyaratkan bahwa petani kita telah melek teknologi.
Penulis: Dyah Nastiti Anindita