Ankara, Oerban.com – Tim ilmuwan di Universitas Anglia Ruskin di Inggris berhasil dalam mengembangkan sel retina manusia menggunakan teknologi nanoteknologi 3D, yang memiliki potensi untuk mengatasi faktor utama penyebab kehilangan penglihatan.
Studi yang diprakarsai oleh Profesor Barbara Pierscionek telah diterbitkan dalam jurnal Materials & Design.
Pada tahap awal, para peneliti memanfaatkan metode “electrospinning” untuk menciptakan kerangka di mana sel epitel pigmen retina (RPE) dapat tumbuh, sebagai langkah inovatif dalam upaya penanganan masalah penglihatan terkait penuaan.
“Dalam pernyataan dari Universitas Anglia Ruskin (ARU), diungkapkan bahwa ketika kerangka perancah diobati dengan fluocinolone acetonide, sejenis steroid yang memiliki sifat anti-peradangan, terjadi peningkatan daya tahan sel. Hal ini pada gilirannya merangsang pertumbuhan sel-sel mata. ARU juga menegaskan bahwa data ini memiliki implikasi penting untuk pengembangan masa depan jaringan mata, yang dapat diimplan ke mata pasien melalui transplantasi.
Profesor Pierscionek, dalam pernyataannya, mengungkapkan bahwa penelitian ini telah berhasil membuktikan efektivitas perancah serat nano yang dirawat dengan agen anti-radang seperti fluocinolone acetonide dalam meningkatkan pertumbuhan, diferensiasi, dan fungsi sel epitel pigmen retina (RPE). Dia menambahkan bahwa temuan mereka mengindikasikan bahwa penggunaan serat nano perancah yang diobati dengan agen anti-peradangan dapat menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam pertumbuhan dan fungsi sel RPE.
Para peneliti menyoroti bahwa degenerasi makula terkait usia (AMD) merupakan faktor utama penyebab kebutaan di negara-negara maju. Mereka memproyeksikan bahwa sekitar 77 juta individu di Eropa saja diperkirakan akan menderita jenis AMD ini pada tahun 2050.
Sumber: Daily Sabah
