Moskow, Oerban.com — Pemerintah Iran mencari dukungan dari Rusia menjelang putaran kedua pembicaraan dengan Amerika Serikat terkait program nuklirnya yang berkembang. Pembicaraan tersebut dijadwalkan berlangsung akhir pekan ini di Roma.
Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov di Moskow, dan memberikan penjelasan tentang putaran pertama perundingan yang digelar pekan lalu di Oman.
Dalam konferensi pers bersama, Araghchi memuji kontribusi Rusia dalam kesepakatan nuklir tahun 2015, yang sebelumnya telah berhasil mencabut sanksi internasional terhadap Iran dengan imbalan pembatasan aktivitas nuklir negara tersebut.
“Kami berharap Rusia tetap memainkan peran konstruktif dan mendukung dalam setiap kesepakatan baru yang mungkin tercapai,” ujar Araghchi.
Kesepakatan nuklir tahun 2015 runtuh setelah penarikan sepihak oleh Presiden AS pada saat itu. Sejak itu, Iran menghentikan kepatuhan terhadap batasan program nuklir dan meningkatkan pengayaan uranium hingga 60% kemurnian.
Lavrov menyatakan kesiapan Rusia untuk memediasi dan membantu proses negosiasi.
“Kami siap memainkan peran apa pun yang dianggap berguna oleh Iran dan dapat diterima oleh Amerika Serikat,” kata Lavrov.
Araghchi juga menyampaikan pesan dari Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, kepada Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pertemuan yang disebut Lavrov menegaskan eratnya hubungan politik antara Moskow dan Teheran.
Sementara itu di Paris, Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio menyampaikan harapannya agar pembicaraan dengan Iran menghasilkan solusi damai dan berkelanjutan.
Dalam pertemuannya dengan pejabat Inggris, Prancis, dan Jerman, Rubio mendesak agar sanksi terhadap Iran tetap diberlakukan.
“Kita harus bersiap menerima laporan dari IAEA bahwa Iran berada dalam posisi sangat dekat dengan kemampuan senjata nuklir. Jika Iran terbukti tidak patuh, sanksi harus diberlakukan kembali,” kata Rubio.
Sumber: Daily Sabah
Editor: Julisa