Dakar, Oerban.com – Sekitar 24 orang, yang kemungkinan besar adalah migran yang berusaha mencapai Eropa, tenggelam ketika kapal mereka terbalik di lepas pantai wilayah Saint Louis di Senegal, pemerintah setempat mengonfirmasi pada Kamis (29/2/2023).
Gubernur Alioune Badara Samb mengatakan 24 mayat telah ditemukan sejak Rabu setelah kapal mengalami kesulitan di bagian pantai utara.
Muara Saint Louis, tempat Sungai Senegal bertemu dengan Samudra Atlantik, terkenal dengan arusnya yang kuat dan daerah berlumpur tebal.
Baca juga: Zelenskyy dari Ukraina Mengunjungi Arab Saudi untuk Membahas Perdamaian
Samb tidak menyebutkan berapa banyak orang yang hilang dari kapal tersebut, yang menurut para saksi mungkin membawa lebih dari 300 orang.
Beberapa orang yang selamat berhasil mencapai pantai dan berpencar di antara penduduk setempat di tepi sungai, sehingga sulit untuk mengetahui secara pasti berapa banyak orang yang terlibat, katanya.
Mamady Dianfo, seorang yang selamat dari Casamance di selatan, mengatakan kepada AFP bahwa ada lebih dari 300 orang di dalamnya ketika kapal tersebut meninggalkan Senegal seminggu yang lalu.
Korban selamat lainnya, Alpha Balde, memperkirakan ada lebih dari 200 penumpang.
Dianfo mengatakan kapal tersebut mencapai Maroko, lebih jauh ke utara hingga pesisir pantai, namun kapten kemudian mengatakan dia tersesat dan tidak dapat melanjutkan perjalanan lagi.
“Kami memintanya untuk membawa kami kembali ke Senegal,” katanya.
Pesisir Senegal semakin sering menjadi titik keberangkatan bagi warga Afrika yang melarikan diri dari kemiskinan dan pengangguran dan menuju Kepulauan Canary, pelabuhan masuk mereka ke Eropa.
Badan perbatasan Uni Eropa Frontex mengatakan Senegal dan Maroko adalah negara asal paling umum bagi migran yang tiba di kepulauan Spanyol di Atlantik.
Dari lebih dari 6.600 migran yang meninggal atau hilang saat mencoba mencapai Spanyol tahun lalu, sebagian besar tersesat di jalur Atlantik yang berbahaya, menurut LSM Spanyol Caminando Fronteras.
Sumber: Daily Sabah