email : [email protected]

26.7 C
Jambi City
Friday, November 22, 2024
- Advertisement -

Kelompok Tani Suntiang Mas Produksi Trichoderma sebagai Agen Hayati Ramah Lingkungan

Populer

Agam, Oerban.com – Ketergantungan terhadap bahan –bahan kimia (pupuk kimia) yang bersifat racun (insektisida, fungisida, bakterisida) harus segera ditinggalkan. Penggunaan pestisida yang kurang bijaksana seringkali menimbulkan masalah kesehatan, pencemaran lingkungan dan gangguan keseimbangan ekologis serta mengakibatkan peningkatan residu pada produk pertanian. Ketergantungan bahan kimia menjadi perhatian sehingga dibutuhkan alternatif pengendalian yang lebih ramah lingkungan untuk menurunkan penggunaan pestisida kimia sintetis.

Sadar dengan hal ini, Kelompok tani Suntiang Mas yang berada di nagari Pasanehan Lasi Kecamatan Canduang Kabupaten Agam, Sumatera Barat bekerja sama dengan Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit dan Pengembangan Agens Hayati BPTPH Sumatera Barat dalam memproduksi trichoderma. Trichoderma sp. merupakan sejenis cendawan yang termasuk kelas ascomycetes. Di alam banyak ditemukan di tanah hutan maupun tanah pertanian atau pada substrat berkayu. Merupakan salah satu agens hayati yang banyak digunakan untuk pengendalian OPT, salah satunya penyakit Blas pada tanaman padi.

Mudah diisolasi dan diperbanyak di ruang steril / laboratorium. Trichoderma dapat dijadikan agen biokontrol karena bersifat antagonis bagi jamur lainnya, terutama yang bersifat patogen. Aktivitas antagonis yang dimaksud dapat meliputi persaingan / kompetisi, parasitisme, predasi, atau pembentukan toksin seperti antibiotik. Trichoderma sering dimanfaatkan untuk menangani masalah kerusakan tanaman akibat patogen.

Ketua Kelompok tani Suntiang Mas, Fauzi Rizal mengatakan, “ Saat ini permintaan akan trichoderma sangatlah banyak, karena telah adanya kesadaran dari petani untuk memperbaiki struktur tanah yang selama ini terbiasa memakai pupuk kimia, sehingga tanah menjadi tidak sehat lagi dan petani semakin tergantung terhadap kimia,” kata Fauzi

Kelompok Tani Suntiang Mas mulai memproduksi Tricoderma sejak bulan November tahun 2020 dan hingga saat ini telah memproduksi ratusan kilogram trichoderma siap pakai. Pemasaran trichoderma ini mencakup daerah di Sumatera Barat dan juga ke prov Riau. Masih banyak permintaan dari daerah lain yang saat sedang dikerjakan oleh kelompok. Dengan harga jual perkilonya sebesar 20.000 ribu rupiah. Pembuatan trichoderma ini juga telah rutin dilakukan kelompok tai setiap hari Senin.

Baca juga  Wujudkan Ketahanan Pangan, Petani Pelalawan ikuti Pelatihan Perlindungan Tanaman Cabai

Menurut koordinator Balai Penyuluhan Pertanian Canduang ibu Virgi Astuty, “Dengan adanya trichoderma ini, dapat dimanfaatkan oleh para petani dan kelompok untuk menyehatkan tanah dan juga memproduksi hasil pertanian yang ramah lingkungan dan aman dikonsumsi oleh masyarakat. Masyarakat sehat, petani pun sejahtera. “ ungkap Virgi

Sementara ibu Linda Weni dan Laboratorium PHP & PAH BPTPH Sumbar yang mendampingi kegiatan poktan ini, berharap kegiatan pembuatan Trichoderma di klinik PHT Sunting Mas ini, dapat dikembangkan dan dilaksanakan di klinik PHT kelompok tani lainnya sehingga ketergantungan petani terhadap bahan kimia bisa dikurangi dan tanah menjadi lebih subur.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) menegaskan pentingnya penerapan PHT untuk mewujudkan pertanian berkelanjutan yang berwawasan lingkungan.

“Pertanian Indonesia perlu diarahkan ke produk yang aman konsumsi dan tidak mencemari lingkungan. Salah satunya dengan mengurangi penggunaan pestisida kimia sintetik dan kembali ke prinsip PHT,” ungkapnya.

Penulis: Yunisa Tri Suci

- Advertisement -

Artikel Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru