Muaro Jambi, Oerban.com – Balai Pelatihan Pertanian Jambi kembali membuka Bimbingan Teknis (BIMTEK) Kelompok Santri Tani Milenial (KSTM) ayam buras di Aula BPP Jambi, kali ini yang menjadi peserta adalah santri-santri dari pondok pesantren yang tersebar di Kabupaten Tebo dan Tanjung Jabung Barat sebanyak 150 orang. (08/04/2019).
Giyanto, SH, mewakili panitia menuturkan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu program Kementerian Pertanian yang ditujukan untuk menumbuhkan minat berternak bagi santri, terutama beternak ayam buras. Turut hadir tamu undangan antara lain Hendri Sugistianto, S.Pt dan Sonata Priyanto, S.Pt dari Dinas Perkebunan, Peternakan, dan Perikanan dari Kabupaten Tebo, serta Rimon F. Harianja, SPt dan Drh. Ratih Ayu Anggraini dari Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Kegiatan ini dibuka oleh Purnadi, SP. MP selaku Kasi Program dan Evaluasi BPP Jambi. Purnadi menyampaikan bahwa kegiatan Bimtek untuk kelompok santri tani milenial diperuntukan untuk generasi muda. “Kegiatan ini akan dibimbing oleh para fasilitator, widyaiswara yang berada di BPP Jambi serta dukungan penuh dari Dinas Perkebunan, Peternakan, dan Perikanan Kabupaten Tebo dan Tanjung Jabung Barat” ujarnya.
Kegiatan KTSM dilakukan selama 2 hari dari tanggal 8 s.d 9 April 2019 dimana dibekali dengan materi-materi meliputi cara mengelola ternak ayam buras, hingga pembuatan pakan ternak ayam buras. Pengawasan yang dilakukan meliputi bagaimana cara menentukan makanan ayam yang tepat, pemeliharaan agar tidak mati, serta trik bagaimana memasarkan ayam tersebut. Sehingga bisa menerapkan praktek usaha modern pertanian dari hulu ke hilir.
Purnadi, SP., MP juga menambahkan bahwa santri merupakan kader dalam kegiatan ini. “Santri harus paham dan terampil dalam berternak ayam buras setelah mengikuti pelatihan ini” ungkapnya sebelum membuka secara resmi acara tersebut.
Selain itu, Hendri Sugistianto S.Pt selaku perwakilan Dinas Perkebunan, Peternakan, dan Perikanan Kab. Tebo juga menambahkan bahwa pemerintah Kabupaten Tebo sangat mengapresiasi kegiatan ini. “Harapannya kegiatan ini bisa diterapkan secara berkelanjutan dan berkesinambungan terutama memberikan manfaat untuk keluarga, teman, dan tetangga santri terdekat” paparnya.
“Mengajak beternak sangat sulit terutama kaum melenial, namun kita bisa dukung dengan memberikan gambaran bagaimana mencintai peternakan, selain agar mereka bisa menabung, juga dapat menunjang perekonomian keluarga (usaha sampingan atau bahkan usaha pokok)” tambahnya.
Melalui kegiatan ini, diharapkan para Santri Tani Milenial ketika terjun ke masyarakat mampu memanfaatan teknologi untuk bisa mengakses dan menyampaikan kebenaran sebagai bagian dari metode dakwah, lifeskill sebagai modal usaha. (TIM)