email : [email protected]

24.6 C
Jambi City
Kamis, April 25, 2024
- Advertisement -

Lebaran Mulai dari Nol

Populer

Oleh : Hendri Yandri*

Lebaran indentik dengan saling memaafkan, memberikan ruang bagi hapusnya kesalahan baik yang disengaja ataupun tidak disengaja. Saling memaafkan terjadi karena saling interaksi, ada hubungan timbal balik antar sesama manusia. Ada kausalitas aksi dan reaksi baik yang sifatnya interpersonal maupun antar personal. Manusia sebagai human retainer tentu saja mempunyai banyak sisi, kadang satu sisinya dominan sehingga membuat interaksi menjadi terhalang, meskipun menurutnya itu suatu yang wajar. Padahal tidak semua orang mempunyai kepribadian yang sama, akhirnya muncul gap sosial dalam berinteraksi. Gap sosial ini menimbulkan masalah dan berujung pada keretakan hubungan antar individu.

Pengalaman juga menjadi salah satu barrier hubungan antar personal, sebab setiap perilaku muncul akibat pengalaman yang dialami manusia. Sebagai makhluk sosial tentu saja pengalaman menjadi suluh bagi orang-orang dalam berinteraksi, semakin banyak pengalaman biasanya lebih luwes dalam bergaul, begitupun sebaliknya.

Akibat halangan dan kegaringan  dalam interaksi, maka Tuhan memberikan jalan yang bisa digunakan oleh setiap orang agar kesalahan yang ada dapat diperbaiki, salah satu wahananya adalah lebaran. Lebaran asalnya dari kata Lebar-an, dimana setiap orang mesti memperlebar jiwa sosialnya dan memperlebar ruang permaafannya bagi siapa saja yang mungkin silaf selama bergaul.

Lebaran artinya kembali ketitik Nol, dimana setiap manusia yang telah selesai menjalankan tugas penyucian jiwa secara lahiriyah dan batiniyah kembali kosong dari kesalahan. Peluang hidupnya kembali kepada dua hal, apakah akan melakukan kesalahan seperti tahun sebelumnya atau meninggalkan kesalahan tersebut dan memulai memperbaikinya. Kembali ketitik Nol, dimana dua opsi jalan diberikan sekaligus, jalan kebaikan dan komitmen menjalaninya atau jalan tidak baik dan konsisten berada dijalan itu.

Bagi manusia yang telah menemukan jati dirinya selama proses penyucian jiwa, tentu akan memilih jalan pertama yakni jalan kebaikan dan komitmen menjalaninya, meskipun ia sadar betul bahwa jalan kebaikan yang akan dilaluinya itu penuh ujian dan cobaan, bahkan bisa jadi ujian dan cobaannya berkali lipat dibanding tahun sebelumnya. Akan tetapi komitmen artinya berani menempuh jalan itu meskipun berat ujian yang akan dilalui. Sementara bagi manusia yang belum lulus dalam ujian penyucian jiwa selama bulan Ramadhan, maka ia akan kembali menempuh jalan tidak baik, dimana kegelapan adalah ciri jalan tersebut. Akan tetapi, Tuhan memberikan dua pilihan jalan itu sebagai pilihan merdeka, artinya setiap orang bebas menentukan pilihan jalan yang akan dilaluinya.

Momentum lebaran adalah momentum tahunan yang diberikan Tuhan kepada manusia, tidak peduli apakah rakyat biasa atau penguasa. Sudah sewajarnya baik rakyat dan penguasa sama-sama memanfaatkan momentum ini guna memperbaiki kesalahan yang pernah dilakukan sebelumnya. Langkah pertama dalam memperbaiki kesalahan itu adalah dengan saling memaafkan, rakyat memaafkan penguasa dan penguasa memaafkan rakyatnya. Setelah saling memaafkan, tentu langkah berikutnya memperbaiki kesalahan yang ada, jika selama ini kebijakan yang dikeluarkan oleh penguasa terdapat kekeliruan, maka penguasa memperbaikinya, meninjau ulang kebijakan tersebut. Begitupun sebaliknya, jika rakyat melakukan kekeliruan dalam aktivitasnya selama ini, tentu memperbaiki dan mentaati pemerintah adalah jalan terbaik.

Satu diantara kebijakan yang perlu ditinjau ulang oleh penguasa adalah melepaskan harga minyak goreng sesuai dengan mekanisme pasar. Padahal, sebagai negara penghasil minyak sawit terbesar didunia, sudah barang tentu regulasi atas minyak sawit ini ada ditangan penguasa, maka sebaiknya harga minyak goreng yang terlanjur dilepas kepasar kembali ditinjau ulang, agar masyarakat merasakan kehadiran negara dalam aktivitas kesehariannya. Sementara bagi masyarakat, sudah saatnya memberikan masukan kepada penguasa secara legal formal dengan memberikan alternative solusi atas setiap kebijakan yang dirasakan kurang berpihak kepada kehidupan masyarakat. Tahun 2021 produksi minyak sawit Indonesia tercata 44,5 juta ton dengan pertumbuhan rata-rata 3,61 persen setiap tahun. Produksi ini didukung dengan luasan lahan perkebunan sawit seluas 15,1 juta hektar.

Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) mencatat jika permintaan impor minyak sawit (Crude Palm Oil) global akan mencapai 50,6 juta ton periode November 2021-Oktober 2022. Angka tersebut meningkat sebesar 6,3% dibanding periode November tahun sebelumnya.  Sementara Indonesia merupakan negara ekportir minyak sawit terbesar dunia. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang 2021 ekspor CPO Indonesia mencapai 26,9 juta ton dengan nilai US$28,52 miliar. Angka ini memberikan gambaran bahwa posisi minyak sawit Indonesia menjadi primadona bagi geliat ekonomi rakyat. Oleh sebab itu, regulasi ekspor dan pemenuhan kebutuhan dalam negeri menjadi PR bagi penguasa saat ini, agar masing-masing pihak merasakan kehadiran negara dalam mengelola sumberdaya yang ada.

Saatnya kita mulai dari Nol.

*Penulis CEO Oerbanesia Cyber Media.

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -

Artikel Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru