Tigray, Oerban.com – Lebih dari 860 orang kehilangan nyawa karena kelaparan di wilayah Tigray, Ethiopia sejak September, kata seorang pejabat pada Jumat (5/1/2024).
Dalam wawancara dengan Anadolu Agency (AA) melalui telepon pada hari Jumat, kepala Biro Komunikasi Tigray, Redai Halefom, mengatakan angka tersebut bisa melebihi jumlah tersebut karena ada kematian yang tidak dilaporkan akibat kelaparan yang sedang berlangsung di wilayah Tigray yang dilanda konflik di Ethiopia.
Pejabat tersebut memperingatkan bahwa situasi kemanusiaan di wilayah Tigray di Ethiopia terus memburuk karena kelaparan ini mungkin yang terburuk dalam sejarah modern Tigray.
Dia menambahkan bahwa masih banyak orang yang meninggal di wilayah tersebut karena kurangnya intervensi kemanusiaan yang memadai.
Getachew Reda, presiden sementara pemerintahan regional Tigray, mengatakan pada akhir Desember bahwa situasinya adalah bencana yang sebanding dengan kelaparan mematikan tahun 1984 yang menewaskan jutaan orang di Ethiopia.
Warisan perang destruktif di Tigray dan kelaparan yang disebabkan oleh kekeringan telah menciptakan kombinasi mematikan yang membuat 91% warga Tigray menghadapi risiko kelaparan.
Reda mengatakan ribuan warga Tigray tewas karena kekurangan makanan sejak penandatanganan Perjanjian Pretoria yang mengakhiri konflik antara pemerintah Ethiopia dan Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF) pada November 2022.
Pemerintahan sementaranya telah mengumumkan keadaan darurat akibat krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung pada awal Desember tahun lalu.
Sumber: Daily Sabah
