Sarolangun, Oerban.com – Desa Bukit Suban yang terletak di Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun merupakan salah satu wilayah yang menjadi tempat tinggal masyarakat Suku Anak Dalam (SAD) di Provinsi Jambi. Terdapat sekitar 20 KK (kartu keluarga) SAD yang tinggal di Bukit Suban. Lokasi tempat tinggal mereka tidak jauh dari permukiman penduduk desa. Namun mereka masih membatasi diri untuk berinteraksi sosial dengan masyarakat luar.
Kehidupan masyarakat SAD masih bergantung kepada alam, mereka masih berburu dan meramu. Namun saat ini kehidupan Masyarakat SAD Bukit Suban sudah cukup membaik dikarenakan adanya perkebunan sawit milik PT SAL sehingga mereka dapat bekerja juga di perkebunan sawit itu. Dan ada juga bantuan dari luar untuk masyarakat SAD, serta adanya pendampingan dari Warsi untuk memberdayakan mereka mulai dari pendidikan, kesehatan dan peningkatan taraf ekonomi.
Kegiatan Budidaya Tanaman Obat Keluarga
Salah satu permasalahan masyarakat SAD yang menjadi perhatian adalah masalah kesehatan. Bahkan Tengganai Bukit Suban mengatakan bahwa walaupun ada obat alami tersedia namun penyakit yang dulu itu berbeda dengan penyakit yang sekarang. Penyakit yang sekarang banyak tidak manjur jika diobati hanya dengan obat alami orang rimba
Maka dari itu, mahasiswa kelas 4C Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Jambi bersama dengan Organisasi Gerakan Merangkul Mimpi dan Cita Suku Anak Dalam (SAD) melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat budidaya tanaman obat keluarga (Toga) pada Suku Anak Dalam Bukit Suban dibimbing oleh Bapak Dosen Dr. Asparian, SKM., M.Kes., CIQaR dan bapak Hendra Dhermawan Sitanggang, SKM., M.Epid. kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan dalam budidaya toga sehingga masyarakat SAD dapat memanfaatkan tanaman toga untuk berbagai keperluan seperti obat-obatan, bahan kosmetik, dan pangan. Masyarakat SAD bukit Suban memiliki taman Toga sendiri.
Sebenarnya Masyarakat SAD sudah mempunyai tanaman obat khusus orang rimba untuk mengatasi masalah kesehatan yang terjadi. Namun mereka belum memahami akan tanaman obat keluarga, jenis serta manfaatnya. Masyarakat SAD belum mengerti bagaimana membudidayakan toga. Beberapa keluarga hanya memiliki kebun sederhana di sekitar rumah untuk menanam berbagai jenis sayur-sayuran. Oleh karena itu, program pemberdayaan masyarakat dengan kegiatan budidaya toga ini merupakan langkah yang positif untuk memberikan sarana dan prasarana yang memadai bagi masyarakat guna mengembangkan keterampilan mereka dalam menanam, merawat, dan memanen tanaman toga. Serta dapat memanfaatkan toga untuk mengatasi masalah kesehatan yang terjadi.
Pelaksanaan Kegiatan Budidaya Toga
Pada malam hari pertama kedatangan, diadakan sosialisasi penyampaian materi tentang tanaman toga. Materi ini disampaikan kepada masyarakat SAD setelah kegiatan menonton bersama anak-anak SAD. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan diskusi bersama masyarakat SAD dan Warsi mengenai kegiatan yang dilakukan. Sosialisasi dan diskusi ini bertujuan untuk menyampaikan pengetahuan dasar tentang tanaman toga seperti jenis-jenis, manfaat, dan cara mengelola tanaman toga secara baik dan benar.
Pada hari kedua mahasiswa melakukan senam bersama anak anak SAD dan dilanjutkan menuju lokasi lahan yang akan ditanami toga, lahan tersebut berada dekat dengan rumah tengganai. Kegiatan yang dilakukan pembersihan lahan, penggemburan tanah, dan pembuatan pagar taman toga. Hal ini dilakukan sebagai persiapan untuk menanam tanaman toga pada hari berikutnya.
Pada hari ketiga, kegiatan utama dilakukan yaitu menanam tanaman toga seperti jahe (jahe merah dan jahe putih), kunyit, tebu dan ada satu bibit buah mangga. Pelaksanaan kegiatan ini seharusnya melibatkan seluruh masyarakat SAD, namun ketika kegiatan tersebut ada beberapa orang yang tidak bisa ikut menanam Toga dikarenakan sedang bekerja. Selama kegiatan ini, masyarakat dibantu untuk menanam toga dengan baik dan benar agar tanaman toga dapat tumbuh dengan optimal dan masyarakat SAD memiliki Taman Toga Rimba sendiri.
Pada hari ke empat, mahasiswa melakukan kegiatan senam dan bermain bersama anak anak SAD, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan gotong royong membersihkan sampah di lingkungan rumah pendidikan, rumah kesehatan dan kantor Warsi. Setelah itu mahasiswa bercerita dan berdiskusi bersama dengan kak Yohana Pamella Berliana Merpaung, S.Sos. M.A dan Warsi yang lain juga masyarakat SAD tentang kehidupan masyarakat SAD Bukit Suban.
Melalui kegiatan budidaya toga ini, diharapkan masyarakat SAD dapat memanfaatkan tanaman toga dengan baik dan benar. Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat seperti peningkatan kesehatan dan pendapatan melalui penjualan hasil panen. Oleh karena itu, perlu adanya dukungan dan perhatian dari berbagai pihak agar program pemberdayaan masyarakat dapat berjalan dengan baik dan memberikan hasil yang maksimal. Serta perlu adanya pendampingan dari pihak yang berwenang atau lembaga yang terkait dalam memastikan bahwa program ini berlangsung lancar dan memberikan hasil yang maksimal di masa depan.
Editor: Ainun Afifah