MAHASISWA MORAL DUKA
Oleh : Rindo Ribat
Abang saya, seorang dosen pernah mengeluh di kantin, tentang dampak smartphone bagi mahasiswa. Dampak ini makin marak ia temukan di kehidupan mahasiswa, karena kegelisahannya saya coba bertanya dampak dari smartphone. Berikut beberapa dampak yang ia kemukakan.
Tentu dampak pertama adalah mahasiswa lupa terhadap pustaka. ”Sebenarnya tak masalah mahasiswa lupa pustaka tapi di smartphonenya terdapat pustaka online dan media baca lainnya, tetapi yang saya lihat dan yang saya temukan di smartphone mahasiswa itu hanya media sosial yang ujung-ujungnya hanya untuk hiburan semata”. Dia tidak melarang mahasiswa untuk menggunakan media sosial, kan bagus mahasiswa banyak kenal orang lain tapi jangan untuk mengabiskan waktu mengobrol hal-hal yang tak jelas. Ini adalah dampak yang ia sampaikan dengan nada iba.
Dampak kedua, kurangnya diskusi dan referensi. Hidupnya dahulu dan mahasiswa sekarang sangat berbeda. Dia dahulu ketika mahasiswa diskusi setiap hari, membaca setiap hari, menulis setiap malam. Beda dengan sekarang memang setiap hari ngumpul tapi gunjing, setiap hari membaca tapi membaca chat doi, memang setiap malam menulis tapi menulis kata-kata galau yang tak jelas”. Kita boleh menggunakan smartpone ini, tapi kita harus menyeimbangkannya Adik, sambil menghelus kepala saya.
Kemudian dampak ketiga adalah kurangnya mahasiswa menulis, bagaimana mau menulis membaca saja mahasiswa tak pernah, bagaimana mahasiswa bisa menanam kalo dia tak membenih. “Saya heran kepada mahasiswa sekarang tidakkah dia tahu bahwa para orang hebat dahulu di kenal hidup sekarang karna tulisannya contohnya Buya hamka, Tan malaka dan lain-lain”. Apakah kita mau mati tanpa di kenang oleh manusia lain ! tidak kan ? kita juga harus hidup nantinya setelah kita mati, kata abang dosen tadi.
Harapan dia kepada mahasiswa sekarang, tolonglah untuk mengurangi menggunakan smartphone tersebut dan mulai menyeimbangkannya dengan membaca, berdiskusi dan menulis. Semoga kelak negara ini berubah menjadi maju karna wawasan kalian yang luas, omongan kalian yang lantang dan tulisan kalian yang di kenal di mana-mana. Dengan hal-hal kecil kalian lakukan sekarang setidaknya mengubah pemikiran kalian terlebih dahulu dan baru merubah bangsa nantinya. Aamiin. Dia mulai memercikkan abu rokoknya yang telah memanjang, meminum kopinya yang telah mendingin dan mengembus mata saya yang telah merenung. Setelah menyampaikan dampak tersebut abang itu terlihat tenang dan mengembuskan nafas, saya sampaikan senyuman dengan perkataan, saya juga mahasiswa Bang.
Penulis : Rindo Ribat
Editor : Siti Saira. H