email : [email protected]

25 C
Jambi City
Friday, November 22, 2024
- Advertisement -

MAKIN FRUSTASI, ARMENIA BOMBARDIR KOTA PADAT PENDUDUK GANJA

Populer

Baku, Oerban.com – Korban tewas dalam serangan rudal Armenia baru-baru ini di kota Ganja Azerbaijan, meskipun ada gencatan senjata, meningkat menjadi sembilan termasuk empat wanita pada hari Minggu. (12/10/2020)

Sebanyak 34 orang lainnya, di antaranya 16 perempuan dan enam anak, terluka, kata Kejaksaan Agung Azerbaijan dalam sebuah pernyataan.

Serangan Armenia terus berlanjut meskipun gencatan senjata kemanusiaan disepakati pada Sabtu untuk pertukaran tahanan dan pengambilan mayat di Nagorno-Karabakh, wilayah Azerbaijan yang diakui secara internasional.

Hikmat Hajiyev, asisten presiden Azerbaijan, mengatakan serangan itu adalah “kebijakan vandalisme dan barbarisme” Armenia terhadap warga sipil Azerbaijan, dan “tindakan genosida”.

Menyerang warga sipil dengan rudal yang merusak adalah kejahatan perang, sebuah manifestasi dari perilaku tidak bermoral kepemimpinan politik-militer Armenia, tulisnya di Twitter.

Gencatan senjata terjadi setelah pertemuan trilateral di Moskow pada Jumat antara para menteri luar negeri Rusia, Azerbaijan, dan Armenia.

Antara 27 September, ketika bentrokan dimulai, dan 11 Oktober, sebanyak 41 warga sipil Azerbaijan tewas dan 205 luka-luka.

Sebanyak 1.165 rumah, 57 bangunan tempat tinggal dan komersial, dan 146 bangunan umum juga telah hancur atau rusak, kata jaksa penuntut.

Sementara itu, Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengatakan pasukan mereka berhasil menghalau serangan Armenia sepanjang malam.

Konflik Karabakh

Hubungan antara dua bekas republik Soviet itu tegang sejak 1991 ketika militer Armenia menduduki Karabakh Atas.

Bentrokan baru-baru ini dimulai ketika pasukan Armenia menargetkan pemukiman Azerbaijan, dan posisi militer di wilayah tersebut.

Empat Dewan Keamanan PBB dan dua resolusi Majelis Umum PBB, serta banyak organisasi internasional, menuntut penarikan pasukan pendudukan.

OSCE Minsk Group – diketuai bersama oleh Prancis, Rusia, dan AS – dibentuk pada tahun 1992 untuk menemukan solusi damai untuk konflik tersebut, tetapi tidak berhasil.

Baca juga  Cadangan Gas Alam Turki Melimpah Hadapi Musim Dingin

Sementara banyak kekuatan internasional telah menyerukan untuk mengakhiri bentrokan, Turki mendukung hak Azerbaijan untuk membela diri, dan menuntut penarikan pasukan penyerang.

Penulis : Tim Redaksi

- Advertisement -

Artikel Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru